Kamis, 10 November 2016

Abu Jandal Diduga Tewas di Medan Perang ISIS


 
Abu Jandal Diduga Tewas di Medan Perang ISIS 
 Ilustrasi ISIS. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
 
Jakarta, CB -- Deputi bidang Kerjasama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal Petrus Golosse mengatakan, ada informasi bahwa Abu Jandal tewas saat berperang bersama Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Irak. BNPT kini tengah mendalami informasi ini.

Informasi ini menurut Petrus menyebar di dunia maya. Namun, kredibilitas informasi yang berada di internet tidak bisa langsung dipercaya.

"Kami harus cek sidik jari, DNA, ciri-ciri dan kerabat yang bersangkutan. Jadi belum bisa ditentukan dia sudah meninggal dunia hingga proses itu dilaksanakan," kata Petrus dalam konferensi pers di Bali.

Dia menyinggung kejadian yang pernah terjadi pada Dulmatin, salah seorang gembong terorisme yang tiga kali disebut tewas di Filipina.

Petrus tidak mau hal itu terjadi kembali. Terlebih, Abu Jandal sudah pernah disebut meninggal dunia, 2015 lalu. Informasi yang kali ini tersebar adalah yang kedua kalinya.

Dia mengatakan BNPT sudah mengirim utusan ke Irak untuk menelusuri hal tersebut.  "Ini sulit ketika informasi open-source (terbuka) sekarang berlebihan," kata Petrus.

Polisi meyakini Abu Jandal sebagai satu di antara tiga WNI berpengaruh di Suriah. Dua orang lainnya adalah Bahrumsyah dan Bahrun Naim, yang diyakini bertanggungjawab atas serangan teror di Thamrin, Jakarta, akhir 2015.

Sebelumnya, Abu Jandal menampilkan diri di sebuah video yang diunggah ke situs YouTube akhir tahun 2014. Dalam video itu, dia menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88, dan Banser GP Ansor.

Dalam video berdurasi empat menit itu, seorang pria yang fasih berbahasa Indonesia menyatakan rasa suka citanya dengan rencana kedatangan TNI membantu pasukan koalisi memerangi ISIS.

"Ketahuilah bahwa kami bahagia mendengarnya. Itu berati pertemuan antara kami (ISIS) dan kalian (TNI-Polri) disegerakan," kata dia.

Pria itu juga mengancam, jika bukan TNI yang datang memerangi ISIS, maka mereka yang akan ke Indonesia.


Credit  CNN Indonesia