Kamis, 19 Maret 2015

Kelompok teror baru di Filipina merangkul teroris regional


Oleh Rene P. Acosta
Penyidik polisi pada tanggal 8 Maret memeriksa jenazah terduga anggota Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro (BIFF) di Shariff Aguak, Provinsi Maguindanao, Mindanao, yang tewas dalam baku tembak. Rasa takut Filipina akan kelompok teror yang memiliki sekutu internasional terkonfirmasi oleh munculnya sempalan BIFF, yaitu Keadilan Gerakan Islam (JIM). JIM telah berjanji setia kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). [AFP]
Penyidik polisi pada tanggal 8 Maret memeriksa jenazah terduga anggota Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro (BIFF) di Shariff Aguak, Provinsi Maguindanao, Mindanao, yang tewas dalam baku tembak. Rasa takut Filipina akan kelompok teror yang memiliki sekutu internasional terkonfirmasi oleh munculnya sempalan BIFF, yaitu Keadilan Gerakan Islam (JIM). JIM telah berjanji setia kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). [AFP]

MANILA - Banyak orang Filipina khawatir bahwa perjanjian damai pemerintah dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) akan melahirkan kelompok-kelompok baru yang terkait dengan organisasi teror regional dan internasional seperti Jemaah Islamiyah (JI) dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Ketakutan ini terkonfirmasi oleh munculnya Keadilan Gerakan Islam (JIM) dari bayang-bayang Front Pembebasan Islam Moro (BIFF). Dipimpin oleh akademisi Muslim Filipina berpendidikan Mesir, Mohammad Ali Tambako, JIM sedang diburu oleh tentara pemerintah secara habis-habisan.
Kelompok ini terbentuk ketika MILF pecah setelah mulai bernegosiasi dengan pemerintah.
Militer telah menggolongkan baik BIFF dan JIM sebagai kelompok teroris. BIFF berjanji setia kepada ISIS di bulan Agustus 2014.
Kelompok ini beroperasi terutama di provinsi-provinsi miskin Mindanao Tengah, yaitu Maguindanao, Cotabato Utara dan Sultan Kudarat di Filipina Selatan.
Penolakan atas upaya perdamaian melahirkan kelompok-kelompok teror
Setelah penandatanganan perjanjian perdamaian dengan MILF pada Maret 2014, pakar keamanan menyatakan bahwa sebuah kelompok teror baru Filipina akan muncul.
Ketika Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) - kelompok Muslim Filipina pertama yang mendorong sebuah negara merdeka di Filipina selatan - memutuskan untuk bernegosiasi damai dengan pemerintah dan menandatangani kesepakatan akhir pada tahun 1996, MILF keluar dari kelompok ini.
Perjanjian damai MNLF membuka jalan bagi penciptaan Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM), yang dinyatakan oleh Presiden Benigno Aquino sebagai "eksperimen yang gagal."
Awalnya MILF berjuang untuk negara merdeka yang sama, namun melunakkan posisinya dan menyetujui suatu pemerintahan daerah yang belum jelas, untuk dibuat oleh UU Dasar Bangsamoro yang diusulkan. Perembukan untuk majelis Kongres dihentikan setelah pembantaian 44 pasukan komando polisi di Maguindanao pada bulan Januari.
Sementara MILF bernegosiasi dengan pemerintahan Aquino, sebuah kelompok yang dipimpin oleh komandan senior Ustadz Ameril Umbra Kato memisahkan diri menjadi BIFF. Kelompok ini mendukung aspirasi awal bagi suatu negara Muslim merdeka.
Seperti wujud awal MILF, BIFF mencirikan dirinya dengan kegiatan terorisme dalam mengejar tujuannya. JIM tahun lalu pecah dari BIFF.
Tambako dan JIM
Menurut juru bicara militer Brigjen Joselito Kakilala, JIM lahir sebagai akibat dari kekosongan kekuasaan sementara dalam kepemimpinan BIFF setelah Kato sedang menderita sakit.
Kakilala berkata, Kato menderita stroke pada bulan November 2007, mendorong Tambako dan komandan senior Kagi Karialan untuk bersaing merebut kepemimpinan kelompok mereka.
Kakilala memburu Kato selama bertugas di Mindanao sebelum ditunjuk sebagai komandan militer senior di Luzon. Ia menjadi legenda lokal karena memecahkan tulang punggung pemberontakan komunis dengan membunuh semua pemimpin tertingginya.
"Untuk sementara, Tambako menjadi kepala pelaksana BIFF karena kondisi Kato, sementara Karialan menjadi kepala staf, posisi yang dia pegang sejak pembentukan BIFF," kata Kakilala.
Juru bicara itu mengatakan Tambako adalah keponakan Kato. Tahun lalu, Karialan terluka oleh ledakan alat peledak rakitan, dan menduga Tambako berada di balik serangan tersebut.
"Akibatnya, Tambako secara perlahan didesak keluar dari BIFF," kata Kakilala.
JIM merangkul teroris asing dan Filipina
Militer mengatakan kelompok Tambako yang berisi 30 anggota kini merangkul pakar bom terlatih JI, Abdul Bassit Usman, dan lima operatifnya. Empat teroris Indonesia dan satu anggota yang tampaknya berasal dari Arab adalah terduga anggota JI dan al-Qaeda.
Kelimanya tampak bersama rekan mereka dari Filipina selama baku tembak dengan tentara di Maguindanao selama serangan anti-BIFF habis-habisan yang diperintahkan pada bulan Februari oleh KSAB Filipina Gregorio Pio Catapang Jr. Operasi ini juga termasuk Usman dan tim keamanannya yang beranggotakan 20 orang.
Usman, yang penangkapannya dihargai pemerintah AS sebesar $1 juta, lolos dari serangan polisi tanggal 25 Januari, yang berakhir dengan pembantaian 44 pasukan komando polisi oleh MILF dan pejuang BIFF.
Target utama operasi ini, yaitu pemimpin JI Zulkifli bin Hir alias Marwan, dibunuh oleh pasukan komando polisi di dalam rumahnya yang dibangun dalam area yang dikuasai MILF dan dijaga oleh orang-orang bersenjata, menurut Kepolisian Nasional Filipina.
Beberapa hari kemudian, Usman masuk ke bawah perlindungan Tambako dan kelompoknya.
Pihak militer mengatakan Usman mencari perlindungan di daerah kendali JIM setelah pembantaian polisi. BIFF sedang dikejar oleh tentara pemerintah, dan MILF, karena perjanjian perdamaiannya dengan pemerintah, tidak bisa menyembunyikan atau melindungi teroris.
Menurut BIFF, Marwan dan Usman awalnya dirangkul oleh MILF, tetapi dibantah MILF. MILF mengatakan tidak tahu keduanya tinggal di daerah kendali MILF tersebut.


Credit  APDForum