Rabu, 11 Februari 2015

Rusia Akan Bangun Pembangkit Nuklir Pertama di Mesir



Rusia Akan Bangun Pembangkit Nuklir Pertama di Mesir Kairo dan Mosko akan bekerja sama untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Mesir. (Ilustrasi/Getty Images/Jeff Fusco)
 
Kairo, CB -- Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi menyatakan akan bekerja sama dengan Moskow untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Mesir. Pernyataan ini disampaikan Sisi pada hari kedua kunjungan resmi Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (10/2).

"Mesir dan Rusia telah menandatangani nota kesepahaman untuk membangun pabrik nuklir pertama di kota utara El- Dabaa," kata Sisi dalam konferensi pers di istana kepresidenan Al Qubba, Kairo, dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (10/2).

Selain kerja sama di bidang pembangkit nuklir, Sisi juga mengatakan bahwa Kairo-Moskow akan memperkuat kerja sama militer.

Sisi, yang memerangi kelompok pemberontakan di Semenanjung Sinai menyatakan dia dan Putin sepakat bahwa "tantangan terorisme yang dihadapi Mesir, dan yang dihadapi Rusia, tidak berhenti di wilayah perbatasan".

Sisi juga menekankan pentingnya solusi kedua negara terkait dengan konflik Palestina-Israel dan upaya mempertahankan keutuhan Libya.

Dalam kunjungan kenegaraan pertamanya ke Mesir dalam satu dekade, Putin menyatakan mereka sepakat bekerja sama dalam upaya memerangi terorisme.

Putin berharap akan ada babak baru terkait perundingan untuk menyelesaikan konflik Suriah setelah beberapa tokoh oposisi dan pemerintah Damaskus bertemu di Moskow pada bulan lalu .

"Kami berharap, terdapat babak berikutnya terkait pembicaraan tersebut, sehingga membantu penyelesaian upaya damai di Suriah," kata Putin.

Putin tiba di Moskow pada Senin (9/2), dalam kunjungan yang bertujuan meningkatkan hubungan ekonomi dan politik Moskow dengan Kairo.

Putin, yang tengah menghadapi sanksi Barat atas dukungannya terhadap separatis pro-Rusia di Ukraina, disambut hangat di Kairo, dengan dihadiahi Sisi sebuah senapan Kalashnikov buatan Rusia plakat bergambar dirinya.

Sementara Mesir, tengah menghadapi serangkaian kerusuhan, terkait dengan sosial politik di tengah upaya Sisi untuk memberangus pendukung Ikhwanul Muslimin, yang masih setia kepada pemimpin Mesir sebelumnya, Muhammad Mursi. 
Credit  CNN Indonesia