Rabu, 18 Februari 2015

Sosok Tiga Pimpinan Sementara KPK Pilihan Presiden Jokowi


Sosok Tiga Pimpinan Sementara KPK Pilihan Presiden Jokowi 
 Ketua KPK Abraham Samad (kanan) bersama Wakil Ketua Bambang Widjojanto memberikan keterangan terkait penetapan tersangka calon Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan di Gedung KPK Jakarta, Selasa (13/1). KPK meningkatkan status Budi Gunawan dari penyelidikan menjadi penyidikan karena telah menemukan dua alat bukti terkait dugaan transaksi mencurigakan ketika menduduki Kepala Biro Pembinaan Karir di Mabes Polri 2003-2006 dan jabatan lainnya. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
 
 
Jakarta, CB -- Setelah dua pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto resmi diberhentikan sementara oleh Presiden Joko Widodo, tiga nama lain dipilih untuk menjadi pimpinan sementara lembaga antirasuah. Ketiga nama tersebut pernah menjadi bagian dari KPK.

Taufiqurachman Ruki

(Dok.Detikcom)
Taufiqurachman Ruki terpilih menjadi salah satu pimpinan sementara Komisi Pemberantasan Korupsi, setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) mengenai pemberhentian sementara dua pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto karena keduanya menyandang status tersangka.

Ruki tercatat pernah menjabat sebagai pimpinan lembaga antirasuah pertama. Dia memimpin selama periode 2003 hingga 2007. Posisi Ruki kala itu, digantikan oleh Antasari Azhar.

Pemilihan Ruki sebagai Plt Pimpinan KPK diharapkan dapat memperbaiki hubungan antara KPK dengan Polri. Alasannya, pria kelahiran Rangkasbitung, Banten, 18 Mei 1946 itu merupakan lulusan terbaik Akademi Kepolisian tahun 1971.

Menyandang pangkat Inspektur Jenderal Polisi (Purnawirawan), nama Ruki juga pernah tercatat sebagai anggota DPR RI, di Komisi III yang membidangi hukum pada periode tahun 1992-1997. Sejak 1997 hingga 2001, Ruki menjadi anggota parlemen. Dia juga pernah menjadi anggota Pansus, anggota tim penyusun RUU DPR-RI.

Pada saat menjabat sebagai pimpinan KPK, Ruki berkolaborasi dengan Amien Sunaryadi, Sjahruddin Rasul, Tumpak Hatorangan Panggabean dan Erry Riyana Hardjapamekas.

Sepanjang kedudukannya sebagai pimpinan KPK, beberapa kasus korupsi yang tercatat terungkap di antaranya, kasus penyuapan salah satu anggota KPU kepada tim audit Badan Pemeriksa Keuangan, Mulyana W. Kusumah; kasus di KPU dengan tersangka Nazaruddin Sjamsuddin, Safder Yusacc, dan Hamdani Amin, kasus suap yang dilakukan oleh kuasa hukum Abdullah Puteh kepada panitera Pengadilan Tinggi Jakarta; kasus suap Hakim Agung Mahkamah Agung yang menangani perkara Probosutedjo; kasus korupsi yang terjadi di KBRI Malaysia dan kasus korupsi yang korupsi pembelian alat berat untuk Provinsi Jawa Barat, yang melibatkan mantan Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan.

Johan Budi Sapto Pribowo

Johan Budi selama ini dikenal sebagai juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia berada di posisi terdepan KPK saat berhadapan dengan awak media. Pembawaanya yang tenang dan gaya
(CNN Indonesia/Safir Makki)
bicaranya yang lugas membuat informasi dari lembaga antirasuah bisa terpublikasikan dengan baik.

Meski dikenal sebagai juru bicara KPK, Johan Budi mengawali kariernya sebagai Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK. Pada Juli 2011 ia sempat mengajukan pengunduran diri karena disebut ikut hadir dalam pertemuan dengan tersangka korupsi Muhammad Nazaruddin. Ia mundur agar pengawas internal KPK bisa leluasa memeriksanya.

Selain itu pengunduran dirinya saat itu karena tengah fokus mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Namun pengunduran diri itu tak disetujui pimpinan KPK. Johan Budi masih terus menjadi Humas KPK.

Pengunduran dirinya baru terlaksana pada Januari lalu. Ia dipromosikan menjadi Deputi Pencegahan KPK. Namun meski menjadi seorang deputi, di saat-saat tertentu, dirinya masih tampil sebagai juru bicara KPK.

Apalagi saat KPK tengah dirundung masalah di mana para pimpinannya menjadi tersangka dugaan pelanggaran pidana. Media pun terkesan tergantung pada sosok Johan Budi sebagai pintu informasi KPK.

Indriyanto Seno Adji
Nama Indriyanto dikenal sebagai Guru Besar Pidana Universitas Indonesia. Anak dari mantan Ketua Mahkamah Agung, Oemar Seno Adji. Namanya juga dikenal identik dengan KPK setelah dia sempat disangkut-pautkan dengan kasus Century. Indriyanto dikabarkan pernah menjadi
(Dok.Detikcom)
kuasa hukum dua pemilik saham Century.

Tidak hanya itu, namanya juga kian mencuat setelah mantan Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji menyebut Indrianto sebagai pembawa surat dari dua buron kasus Century, Hesyam Al Waraq dab Rafat Ali Rizvi.

Indriyanto juga tercatat pernah menjadi pengacara tersangkan penyelundup 30 kontainer Blackberry. Meski demikian, dia juga dikenal sebagai penulis sejumlah buku di bidang hukum. Di luar profesinya sebagai Guru Besar, Indriyanto juga diketahui sebagai pemilik Kantor Pengacara dan Konsultan Hukum Prof. Oemar Seno Adji & Rekan.

Credit  CNN Indonesia