Rabu, 18 Februari 2015

Amerika Bicara soal Perang Proxy dengan Rusia



Amerika Bicara soal Perang Proxy dengan Rusia
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki angkat bicara soal perang proxy AS dan Rusia. Foto IB Times.
WASHINGTON (CB) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) angkat bicara perihal perang proxy dengan Rusia. AS mengklaim perang proxy dengan Rusia tidak dalam kepentingan Ukraina.

Pernyataan itu dikeluarkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki. Dia menyarankan agar Washington tidak ragu-ragu untuk mempersenjatai pasukan Ukraina.

”Keyakinan kami di sini di dalam pemerintahan, bahwa saya akan terkejut jika orang lain tidak setuju bahwa untuk masuk dalam perang proxy dengan Rusia tidak harus dalam kepentingan Ukraina atau kepentingan masyarakat internasional,” kata Psaki kepada wartawan.

Perang proxy adalah istilah di mana salah satu lawan menggunakan pihak ketiga untuk menghadapi musuh yang sebenarnya. Selama ini, Ukraina kerap disebut sebagai medan tempur antara AS dan Rusia. Sebab, AS mendukung Ukraina, sedangkan Rusia mendukung separatis pro-Moskow.

“Dan tentu saja, seperti pilihan yang kita timbang, kita menimbang itu bahwa sebagai salah satu faktor,” lanjut Psaki, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/2/2015), mengacu pada opsi AS untuk mempersenjatai pasukan Ukraina untuk menghadapi pasukan separatis pro-Rusia.

Psaki mengatakan, AS masih menimbang semua opsi dalam dua minggu terakhir. Ini termasuk opsi memasok senjata ke Ukraina.

”Kami tentu percaya bahwa pendekatan diplomatik dan pendekatan politik adalah pendekatan yang tepat di sini, tapi opsi yang sama yang berada di meja seminggu atau dua minggu yang lalu tetap di atas meja,” katanya. ”Jadi kita akan terus memiliki diskusi internal, tentang opsi bantuan yang tepat (untuk Ukraina).”

Sedangkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan, negara-negara Barat dipastikan sudah memasok senjata ke Ukraina. Putin tidak menyebut AS sebagai salah satu pemasok senjata itu. Putin sendiri masih optimistis dengan perjanjian damai di Minsk, sebagai solusi untuk mengakhiri konflik di Ukraina timur.


Credit   SINDOnews