SINGAPURA
- Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad memperingatkan
Australia tentang dampak bahaya jika nekat memindahkan kedutaannya di
Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Menurut Mahathir, relokasi kedutaan
ke Yerusalem akan menambah penyebab aksi terorisme.
Peringatan itu disampaikan saat pemimpin Malaysia itu bertemu PM Australia Scott Morrison di sela-sela KTT ASEAN di Singapura, kemarin.
Mahathir juga menyampaikan peringatan itu kepada wartawan usai pertemuan dengan Morrison. "Saya menunjukkan bahwa dalam menghadapi terorisme, seseorang harus tahu penyebabnya. Menambah penyebab terorisme tidak akan membantu," katanya.
Selama pertemuan, kedua pemimpin berdiskusi tentang kerja sama pendidikan, kebijakan kota, kerja sama untuk kontra-terorisme dan masalah komersial. Pada akhir pertemuan, Mahathir, menyuarakan keprihatinan dari Indonesia tentang kebijakan Australia yang mengisyaratkan akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaannya.
Morrison mengatakan kepada Mahatahir bahwa belum ada keputusan yang dibuat oleh pemerintah Australia. Menurutnya, akan ada proses internal untuk menyelesaikan kebijakan Australia.
Selama berada di Singapura, Mahathir juga mengkritik keras Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia menyebut presiden Amerika itu sebagai "pengganggu internasional" dan "penjahat" atas kebijakannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sehari sebelumnya, Morrison melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Morrison mengatakan Jokowi tidak menghubungkan perjanjian perdagangan bebas yang tertunda dengan isu kedutaan di Israel.
Namun, Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita pada pekan ini mengatakan penandatanganan kesepakatan perdagangan bebas itu ditunda karena "isu Palestina".
"Ini tidak dinaikkan sehubungan (dengan itu). Kami membahas kedua masalah itu," kata Morrison.
"Mengenai masalah perjanjian perdagangan, ada pemahaman yang mutlak tentang peluang besar yang dihadirkan untuk kedua negara," ujarnya.
Peringatan itu disampaikan saat pemimpin Malaysia itu bertemu PM Australia Scott Morrison di sela-sela KTT ASEAN di Singapura, kemarin.
Mahathir juga menyampaikan peringatan itu kepada wartawan usai pertemuan dengan Morrison. "Saya menunjukkan bahwa dalam menghadapi terorisme, seseorang harus tahu penyebabnya. Menambah penyebab terorisme tidak akan membantu," katanya.
Selama pertemuan, kedua pemimpin berdiskusi tentang kerja sama pendidikan, kebijakan kota, kerja sama untuk kontra-terorisme dan masalah komersial. Pada akhir pertemuan, Mahathir, menyuarakan keprihatinan dari Indonesia tentang kebijakan Australia yang mengisyaratkan akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaannya.
Morrison mengatakan kepada Mahatahir bahwa belum ada keputusan yang dibuat oleh pemerintah Australia. Menurutnya, akan ada proses internal untuk menyelesaikan kebijakan Australia.
Selama berada di Singapura, Mahathir juga mengkritik keras Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia menyebut presiden Amerika itu sebagai "pengganggu internasional" dan "penjahat" atas kebijakannya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sehari sebelumnya, Morrison melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Morrison mengatakan Jokowi tidak menghubungkan perjanjian perdagangan bebas yang tertunda dengan isu kedutaan di Israel.
Namun, Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita pada pekan ini mengatakan penandatanganan kesepakatan perdagangan bebas itu ditunda karena "isu Palestina".
"Ini tidak dinaikkan sehubungan (dengan itu). Kami membahas kedua masalah itu," kata Morrison.
"Mengenai masalah perjanjian perdagangan, ada pemahaman yang mutlak tentang peluang besar yang dihadirkan untuk kedua negara," ujarnya.
"Sehubungan
dengan Israel, saya dapat berbicara melalui proses pemerintah tentang
bagaimana kami berusaha menyelesaikannya dan untuk mencapai
posisi...Saya pikir saya bisa memberikan kejelasan lebih besar tentang
peran yang kami mainkan di sana dan jangka waktu untuk itu," papar
Morrison.
Morrison mengatakan review sedang dilakukan secara internal dan di Komite Keamanan Nasional serta kabinet.
Ketika ditanya soal kerangka waktu, dia mengatakan keputusan soal kedutaan Australia di Israel akan dibuat sebelum atau saat Natal
Morrison mengatakan review sedang dilakukan secara internal dan di Komite Keamanan Nasional serta kabinet.
Ketika ditanya soal kerangka waktu, dia mengatakan keputusan soal kedutaan Australia di Israel akan dibuat sebelum atau saat Natal
Credit sindonews.com