Ketika pemimpin negara Asia Tenggara lainnya
mengikuti rangkaian rapat di KTT ASEAN di Singapura, Presiden Filipina,
Rodrigo Duterte, memilih untuk tidur siang. (Reuters/Erik De Castro)
"Ada yang salah dengan tidur siang saya?" ucap Duterte kepada wartawan di hari terakhir KTT ASEAN, Kamis (15/11), sebagaimana dikutip AFP.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai kondisi tubuhnya setelah istirahat, Duterte menjawab, "Masih belum cukup, tapi sudah cukup untuk menjalani kegiatan di hari terakhir."
Kantor Kepresidenan Filipina juga membenarkan bahwa Duterte melewatkan empat dari sebelas pertemuan ASEAN, termasuk jamuan makan malam oleh tuan rumah, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, karena tidur siang.
Juru bicara Duterte, Salvador S Panelo, menjelaskan sang presiden terpaksa mencuri waktu untuk tidur siang di sela-sela KTT karena hanya memiliki waktu tiga jam untuk beristirahat sehari sebelum pertemuan digelar.
"Dia tidur siang untuk mengembalikan stamina akibat kekurangan waktu tidur," ucap Panelo kepada wartawan pada Kamis (15/11).
"Sejumlah pihak meributkan hal ini karena Presiden Duterte melewatkan beberapa pertemuan. Kami menjamin ketidakhadiran beliau tidak ada hubungannya dengan kesehatan yang belakangan menjadi bahan spekulasi."
Dikenal sebagai sosok dengan jadwal padat dan pidato yang panjang, kondisi kesehatan presiden berusia 73 tahun ini mulai menjadi perhatian publik setelah kerap absen dalam sejumlah kesempatan penting.
Rumor bahwa kondisi kesehatannya memburuk pun mulai merebak. Setelah lawatannya ke Israel dan Yordania pada bulan lalu, misalnya, kulitnya tampak pucat.
Namun, Duterte berkilah bahwa kulitnya terbakar karena terlalu lama terpapar sinar matahari di gurun.
Rumor mengenai kesehatannya ini sebenarnya sudah mulai merebak sejak tahun lalu, ketika para anggota parlemen khawatir karena Duterte pernah mengaku harus mengonsumsi obat penahan rasa sakit yang biasa digunakan pengidap kanker, fentanyl.
Menampik mengidap kanker, Duterte menjelaskan bahwa obat itu digunakan untuk mengurangi rasa sakit di tulang belakangnya akibat kecelakaan berkendara di masa silam.
Credit cnnindonesia.com