Sudah lebih dari 70 tahun Palestina berada dalam status dijajah.
CB,
ISTANBUL -- Sekitar 800 peserta yang berasal dari 60 negara, seperti
dari Eropa, Amerika, Asia, Afrika, dan Timur Tengah berkumpul di Kota
Istanbul, Turki. Mereka berasal dari beragam profesi yaitu jurnalis,
akademisi, aktivis HAM, mahasiswa, hingga penulis dan produser film.
Sekjen Palestine International Forum for Media and Communication
(PIFMC) Hisham Qasem mengungkapkan, sudah lebih dari 70 tahun Palestina
berada dalam status dijajah. Mereka hingga kini masih hidup serba
kekurangan makanan, obat-obatan, maupun kebebasan sebagai sebuah bangsa
yang merdeka dan berdaulat karena diisolasi Israel.
"Kami
masih hidup dalam penjajahan pada era sejarah modern," kata Hisham
Qasem, saat membuka acara Palestine International Forum Tawasul 3, Sabtu
(17/11), seperti dilaporkan wartawan
Republika.co.id, Nur Hasan Murtiaji dari Kota Istanbul, Turki.
Palestine
International Forum kali ini mengambil tema "Palestine Addressing the
World". Digelar di Kota Istanbul, Turki, pada Sabtu dan Ahad (17-18/11).
Seminar yang disertai lokakarya pelatihan ini diikuti ratusan orang.
Mereka
berkumpul untuk berdiskusi dan saling berbagi peran, informasi, dan
strategi dalam merumuskan bentuk-bentuk perjuangan baru menggunakan
media digital untuk melawan penindasan Zionis Israel. "Kami di Istanbul
untuk menyatukan organisasi media bersama-sama meningkatkan kesadaran
yang berkesinambungan mengenai perjuangan Palestina," kata Direktur
PIMFC Bilal Khalil, dikutip dari
Anadolu.
Tujuan
besar dari pertemuan ini bahwa perjuangan Palestina merupakan hal yang
universal. Oleh karenanya, menyamakan koordinasi dan jaringan di antara
media-media profesional global menjadi keniscayaan.
Di
akhir acara hari pertama, PIFMC menggelar malam penghargaan media
kreatif dengan tema utama perjuangan rakyat Palestina. Ada 400 naskah
video, animasi, film pendek berdurasi 10 menit yang masuk ke panitia.
Dari sekian hasil karya yang masuk, dipilih 10 besar terbaik.
Di antara pemenang adalah gim yang diberi nama "
War Shadow" meraih medali perunggu. Sedangkan, video hasil karya foto jurnalis yang syahid ditembak Israel, Yaser Murtaja, berjudul "
Between Two Border Crossing" mendapat medali perak. Hadirin memberikan tepuk tangan meriah saat panitia mengumumkan video Murtaja meraih medali perak.
"Murtaja
tewas ditembak penjajah Israel saat militer Zionis itu menyerang Gaza
ketika Murtaja memfilmkan momentum Great March of Return pada 6 April
2018," sebut panitia. Medali emas diraih film besutan Dima Abu Ghosh
berjudul "
Imwes: Retrieving Memories".
Koordinator
Filmlab: Palestine Samia Labidi mengungkapkan, para pembuat film di
seantero dunia perlu berkoodinasi dalam menyamakan isu mengenai
perjuangan Palestina. Narasi yang bagus soal Palestina perlu diwujudkan
di antara para pembuat film. "Kita perlu solidaritas dalam membuat
sinema. Membuat film yang bagus," kata Samia Labidi.