Blokade menyebabkan pasokan air, listrik dan obat-obatan berkurang.
CB,
GAZA -- Organisasi amal yang berbasis di Jalur Gaza mengatakan lebih
dari 1.000 warga Palestina telah tewas akibat blokade Israel yang sedang
berlangsung di daerah tersebut.Blokade darat, udara dan laut sepanjang
Jalur Gaza telah berlangsung selama 12 tahun
Seperti dilansir
Aljazirah, Senin (26/2), Koordinator
organisasi tersebut, Ahmad al-Kurd mengatakan lima bayi prematur yang
lahir dalam beberapa hari terakhir meninggal karena kurangnya perawatan
medis yang tersedia.
"Dari 1.000 korban blokade tersebut,
450 meninggal akibat memburuknya situasi kesehatan di Gaza, seperti
kurangnya pasokan medis dan krisis rujukan medis untuk perawatan di
luar," katanya.
Ia mengatakan, warga Gaza terus menghadapi
situasi memprihatinkan karena blokade yang menyebabkan kekurangan air
dan listrik, serta kurangnya obat-obatan sehingga dokter tidak dapat
melakukan operasi.
Menurut
al-Kurd penggunaan listrik alternatif oleh penduduk Jalur Gaza sejak
2006 telah menyebabkan kematian 100 orang. "Penggunaan lilin, kayu bakar
atau generator telah mengakibatkan kebakaran di rumah yang merenggut
nyawa anak-anak dan orang dewasa," katanya.
Selanjutnya, jumlah pekerja yang terbunuh di ladang pertanian, perikanan dan terowongan komersial juga mencapai 350 orang.
Kurd
menggambarkan Jalur Gaza, tempat dua juta warga Palestina tinggal,
sebagai penjara terbesar di dunia. "Gaza adalah daerah bencana di semua
wilayah - kesehatan, lingkungan, sosial, dan energi," katanya.
Ia
menambahkan pemerintah harus segera menemukan solusi pada krisis
pemadaman listrik yang berlangsung antara 18-20 jam sehari. "Pemerintah
Palestina harus menyediakan kebutuhan di Jalur Gaza mengenai bantuan
medis, bantuan sosial, membayar gaji pegawai pemerintah, dan memberikan
tekanan untuk membuka penyeberangan perbatasan," kata Kurd.
Dalam
perkembangan terakhir, seorang nelayan Palestin tewas pada Ahad setelah
angkatan laut Israel menembaki kapalnya. Dua nelayan lainnya terluka.
Juru bicara Serikat Nelayan PalestinaNizar Ayyash mengatakan kapal
tersebut ditargetkan saat kembali ke pelabuhan Gaza.
"Nelayan
yang terbunuh adalah Ismael Abu Riyaleh berusia 18 tahun. Dua lainnya,
Ahed Abu Ali dan Mahmoud Abu Riyaleh, dibawa ke tahanan Israe,"kata
Nizar Ayyash.
Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Palestina
(PCHR), semua serangan Israel terhadap nelayan Palestina telah terjadi
dalam jarak enam mil dari pantai Gaza.
Juru bicara Hamas
Abdulatif al-Qanoo mengatakan, Pembunuhan seorang nelayan Palestina oleh
pasukan angkatan laut Israel adalah kejahatan keji yang ditanggung oleh
pendudukan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, tentara Israel
mengatakan kapal tersebut telah melanggar zona penangkapan ikan.
"Pasukan angkatan laut mengikuti instruksi untuk menangkap ketiga
tersangka di kapal, termasuk peringatan dan tembakan di udara dan di
kapal. Salah satu nelayan terluka parah akibatnya dan kemudian meninggal
di rumah sakit,"kata pernyataan tersebut. "