Partai penguasa Kamboja mengaku merebut semua kursi Senat dalam pemilihan umum.
CB,
BRUSSELS -- Uni Eropa mengancam menjatuhkan sejumlah sanksi ekonomi
pada Kamboja setelah partai penguasa di negara itu mengaku merebut semua
kursi Senat dalam pemilihan umum, Senin (26/2).
Pemilihan umum itu mendapat kecaman karena banyak pendukung kelompok
oposisi tidak mendapatkan hak memilih. Kementerian Luar Negeri Uni Eropa
dalam pernyataan tertulis mengaku mempertimbangkan sejumlah tindakan
terbatas terhadap Kamboja. Pernyataan itu adalah peringatan bagi Perdana
Menteri Hun Sen bahwa sejumlah pejabat tinggi pemerintahannya akan
terkena sanksi.
Uni
Eropa juga mengaku meninjau ulang kebijakan perdagangan, yang memberi
perlakuan khusus bagi barang asal Kamboja karena menerima laporan
pelanggaran hak asasi manusia oleh sang perdana menteri, yang telah
berkuasa 30 tahun, menjelang pemilihan umum pada Juli mendatang.
"Dewan
Uni Eropa mendesak Kamboja untuk segera memulihkan demokrasi. Menimbang
perkembangan terbaru, Uni Eropa akan mempertimbangkan sejumlah tindakan
terbatas jika situasinya tidak segera membaik," kata Kementerian Luar
Negeri Uni Eropa.
Uni Eropa juga mengaku akan meningkatkan
pengawasan terhadap semua perjanjian dagang dengan Kamboja yang membuat
negara Asia Tenggara itu bisa mengekspor berbagai macam barang bebas
tarif, termasuk baju dan produk tekstil, ke Uni Eropa, sebuah kumpulan
negara dengan total pasar mencapai 500 juta orang.
Partai
oposisi utama di Kamboja, Partai Penyelamat Nasional (CRNP) dibubarkan
oleh pengadilan pada November tahun lalu atas permintaan pemerintah.
CRNP juga mengaku 5.062 anggota mereka tidak mendapatkan hak pilih.
Pembubaran
itu terjadi setelah penangkapan terhadap pemimpin CNRP, Kem Sokha yang
diduga merencanakan kudeta terhadap pemerintah yang sah dengan bantuan
dari Amerika Serikat. Tudingan itu dibantah oleh Amerika Serikat dan Kem
Sokha.
Hasil awal dari pemilihan umum itu, yang disiarkan
penguasa, Partai Rakyat Kamboja (CPP), pada akhir pekan lalu menunjukkan
mereka merebut 58 dari 62 kursi di Senat, yang membuat tiga partai sisa
tidak mendapatkan apa pun.