Baku tembak pecah di Ghouta timur, Suriah,
tepat di hari pertama gencatan senjata selama lima jam yang diusulkan
Rusia pada Selasa (27/2). (AFP Photo/Hamza Al-Ajweh)
Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah, Yuri Yevtushenko, mengatakan melaporkan bahwa baku tembak itu bermula ketika pasukan pemberontak melancarkan serangan pada siang hari.
"Aksi tersebut disertai tembakan artileri dan pistil yang intensif," ujar Yevtushenko kepada kantor berita Interfax, sebagaimana dikutip Reuters.
|
Baku tembak ini terjadi tak lama setelah gencatan senjata dimulai pada 09.00 dan direncanakan selesai pukul 14.00 waktu setempat.
Gencatan senjata ini dicanangkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, agar aparat dapat membentuk koridor kemanusiaan sehingga warga sipil dapat keluar dari medan tempur.
Putin memerintahkan pembentukan koridor kemanusiaan ini setelah sepekan penuh daerah kekuasaan pemberontak itu dibombardir oleh pasukan pemerintah Suriah, sekutu Rusia.
Kelompok pemantau The Syrian Observatory for Human Rights melaporkan bahwa lebih dari 500 orang tewas dalam rangkaian serangan pasukan rezim Bashar al-Assad tersebut sejak pekan lalu.
Pada Sabtu lalu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebenarnya sudah menentukan gencatan senjata selama 30 hari di seluruh penjuru Suriah.
Ketika baku tembak kembali terjadi, juru bicara urusan kemanusiaan PBB, Jens Laerke, pun mendesak semua pihak untuk menuruti gencatan senjata yang disepakati dewan keamanan agar bantuan dapat masuk.
"Kami menerima laporan pagi ini masih ada pertempuran di Ghouta timur.Situasi di lapangan ini membuat konvoi dan evakuasi medis tidak dapat keluar," katanya.
Credit cnnindonesia.com