SRINAGAR
- India dan Pakistan saling menembakkan artileri di wilayah konflik
Kashmir sehingga ratusan warga desa mengungsi, kemarin. Baku tembak
terbaru itu semakin meragukan status gencatan senjata yang telah
berlangsung 15 tahun antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut.
Tidak jelas apa yang memicu baku tembak tersebut di sektor Uri pada Sabtu (24/2/2018). Wilayah yang disebut Garis Kontrol (Line of Control/LoC) itu memisahkan dua kawasan yang diklaim kedua negara dan dihuni mayoritas Muslim Himalaya.
Ketegangan di wilayah itu meningkat sejak serangan di kamp militer India di Kashmir bulan ini yang menewaskan enam tentara. India menyalahkan Pakistan atas serangan itu. India mengancam pelaku akan membayar dengan harga setimpal atas aksi penyerangan itu.
Kepala Kepolisian Pakistan Imtiaz Hussain menjelaskan artileri yang ditembakkan tentara Pakistan jatuh di wilayah Uri dan ratusan warga desa telah mengungsi dari rumah mereka. Pasukan India membalas serangan artileri itu. Ini merupakan baku tembak terbesar pertama sejak gencatan senjata 2003 di sepanjang perbatasan tersebut. Sebelumnya, tentara dari kedua negara hanya melepas tembakan senjata kecil dan mortir dalam dua tahun terakhir, saat hubungan keduanya memburuk.
Hussain menjelaskan, otoritas Pakistan mengumumkan menggunakan speaker di masjid untuk meminta warga desa yang dekat LoC di wilayah India agar mengungsi karena situasi memburuk. “Sekitar 700 orang telah mengungsi di sekolah yang aman di Uri,” kata dia pada kantor berita Reuters.
India dan Pakistna terlibat dua kali perang memperebutkan Kashmir sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Keduanya saling mengklaim wilayah Kashmir seluruhnya tapi mengelolanya secara terpisah.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan mengecam penembakan itu dan menyatakan 17 warga Pakistan tewas akibat tembakan India di sepanjang LoC pada tahun ini. Adapun India menuduh Pakistan mendalangi revolusi separatis di Kashmir yang dikontrol India.
Pakistan menyangkal tuduhan memberi dukungan pada para pejuang separatis dan menyerukan perundingan untuk menyelesaikan konflik antara kedua negara.
Tidak jelas apa yang memicu baku tembak tersebut di sektor Uri pada Sabtu (24/2/2018). Wilayah yang disebut Garis Kontrol (Line of Control/LoC) itu memisahkan dua kawasan yang diklaim kedua negara dan dihuni mayoritas Muslim Himalaya.
Ketegangan di wilayah itu meningkat sejak serangan di kamp militer India di Kashmir bulan ini yang menewaskan enam tentara. India menyalahkan Pakistan atas serangan itu. India mengancam pelaku akan membayar dengan harga setimpal atas aksi penyerangan itu.
Kepala Kepolisian Pakistan Imtiaz Hussain menjelaskan artileri yang ditembakkan tentara Pakistan jatuh di wilayah Uri dan ratusan warga desa telah mengungsi dari rumah mereka. Pasukan India membalas serangan artileri itu. Ini merupakan baku tembak terbesar pertama sejak gencatan senjata 2003 di sepanjang perbatasan tersebut. Sebelumnya, tentara dari kedua negara hanya melepas tembakan senjata kecil dan mortir dalam dua tahun terakhir, saat hubungan keduanya memburuk.
Hussain menjelaskan, otoritas Pakistan mengumumkan menggunakan speaker di masjid untuk meminta warga desa yang dekat LoC di wilayah India agar mengungsi karena situasi memburuk. “Sekitar 700 orang telah mengungsi di sekolah yang aman di Uri,” kata dia pada kantor berita Reuters.
India dan Pakistna terlibat dua kali perang memperebutkan Kashmir sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Keduanya saling mengklaim wilayah Kashmir seluruhnya tapi mengelolanya secara terpisah.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan mengecam penembakan itu dan menyatakan 17 warga Pakistan tewas akibat tembakan India di sepanjang LoC pada tahun ini. Adapun India menuduh Pakistan mendalangi revolusi separatis di Kashmir yang dikontrol India.
Pakistan menyangkal tuduhan memberi dukungan pada para pejuang separatis dan menyerukan perundingan untuk menyelesaikan konflik antara kedua negara.
Credit sindonews.com