Moskow (CB) - Pada 7 Februari pekan lalu terjadi
pertempuran yang disebut-sebut sebagai konfrontasi terbuka pertama
antara Amerika Serikat dan Rusia di Suriah di mana kedua negara membela
dua pihak yang saling bermusuhan di Suriah,
Konfrontasi ini menghebohkan karena merenggut banyak sekali nyawa orang Rusia yang semakin menguatkan dugaan adanya perang terselubung antara AS dan Rusia di Suriah.
Kantor berita Reuters kemudian menyelidiki sekitar peristiwa menghebohkan yang telah menciptakan dimensi baru dalam Perang Saudara Suriah yang sudah mencabik-cabik negeri Arab yang dibatasi Laut Tengah di bagian baratnya itu.
Berikut laporan bagian kedua Reuters yang ditampilkan ANTARA News dalam tiga bagian.
Rumah sakit militer lainnya yang merawat para tentara bayaran itu adalah Rumah Sakit Third Vishnevskiy di Krasnogorsk, dekat Moskow, Rumah Sakit Burdenko dekat pusat kota Moskoe dan Akademi Kesehatan Militer di St. Petersburg, kata si dokter, Shabayev, dan tiga orang yang mengetahui tentara bayaran yang mati atau terluka.
Ketika Reuters menghubungi rumah sakit-rumah sakit itu lewat telepon kemarin, staf seluruh rumah sakit menolak berkomentar atau membantah telah merawat pasien-pasien yang sebelumnya dievakuasi dari Suriah.
Seorang reporter Reuters yang mengunjungi Rumah Sakit Burdenko Rabu pekan ini dan berbicara singkat dengan para pasien yang tak tahu apa-apa mengenai siapa saja yang dievakuasi dari Suriah. Wartawan juga mengunjungi rumah sakit di Krasnogorsk, dan rumah sakit militer kelima di Balashikha dekat Moskow, tapi ditolak masuk.
Rusia melancarkan operasi militer di Suriah pada September 2015 yang kemudian membalikkan arah pendulum perang menjadi menguntungkan Assad.
Para pejabat Rusia selama ini selalu membantah telah menggelarkan kontraktor militer swasta atau tentara bayaran di Suriah, dengan berkilah bahwa Rusia hanya menempatkan tentara untuk serangan udara, di sebuah pangkalan angkatan laut, para instruktur militer yang melatih pasukan Suriah serta sejumlah kecil pasukan khusus.
Namun dari orang-orang yang sangat mengetahui penggelaran pasukan Rusia, pemerintah Rusia menggunakan sejumlah besar tentara bayaran karena bisa membantu Rusia menancapkan pengaruhnya lebih kuat di lapangan tanpa membahayakan nyawa serdadunya.
Para tentara bayaran yang sebagian besar eks militer itu dibebani misi yang diberikan oleh militer Rusia, kata orang yang mengetahui masalah ini kepada Reuters. Kebanyakan tentara bayaran ini adalah warga negara Rusia, kendati beberapa di antaranya berpaspor Ukraina dan Serbia.
Amerika Serikat dan Rusia, mendukung pihak yang bermusuhan satu sama lain dalam konflik Suriah.
Kendati berbeda pihak yang didukung, kedua negara berusaha memastikan mereka tidak sampai berhadapan langsung di medan perang. Tetapi kehadiran tentara bayaran Rusia itu telah menambahkan unsur ketidakpastian dalam konflik Suriah.
Konfrontasi ini menghebohkan karena merenggut banyak sekali nyawa orang Rusia yang semakin menguatkan dugaan adanya perang terselubung antara AS dan Rusia di Suriah.
Kantor berita Reuters kemudian menyelidiki sekitar peristiwa menghebohkan yang telah menciptakan dimensi baru dalam Perang Saudara Suriah yang sudah mencabik-cabik negeri Arab yang dibatasi Laut Tengah di bagian baratnya itu.
Berikut laporan bagian kedua Reuters yang ditampilkan ANTARA News dalam tiga bagian.
Rumah sakit militer lainnya yang merawat para tentara bayaran itu adalah Rumah Sakit Third Vishnevskiy di Krasnogorsk, dekat Moskow, Rumah Sakit Burdenko dekat pusat kota Moskoe dan Akademi Kesehatan Militer di St. Petersburg, kata si dokter, Shabayev, dan tiga orang yang mengetahui tentara bayaran yang mati atau terluka.
Ketika Reuters menghubungi rumah sakit-rumah sakit itu lewat telepon kemarin, staf seluruh rumah sakit menolak berkomentar atau membantah telah merawat pasien-pasien yang sebelumnya dievakuasi dari Suriah.
Seorang reporter Reuters yang mengunjungi Rumah Sakit Burdenko Rabu pekan ini dan berbicara singkat dengan para pasien yang tak tahu apa-apa mengenai siapa saja yang dievakuasi dari Suriah. Wartawan juga mengunjungi rumah sakit di Krasnogorsk, dan rumah sakit militer kelima di Balashikha dekat Moskow, tapi ditolak masuk.
Rusia melancarkan operasi militer di Suriah pada September 2015 yang kemudian membalikkan arah pendulum perang menjadi menguntungkan Assad.
Para pejabat Rusia selama ini selalu membantah telah menggelarkan kontraktor militer swasta atau tentara bayaran di Suriah, dengan berkilah bahwa Rusia hanya menempatkan tentara untuk serangan udara, di sebuah pangkalan angkatan laut, para instruktur militer yang melatih pasukan Suriah serta sejumlah kecil pasukan khusus.
Namun dari orang-orang yang sangat mengetahui penggelaran pasukan Rusia, pemerintah Rusia menggunakan sejumlah besar tentara bayaran karena bisa membantu Rusia menancapkan pengaruhnya lebih kuat di lapangan tanpa membahayakan nyawa serdadunya.
Para tentara bayaran yang sebagian besar eks militer itu dibebani misi yang diberikan oleh militer Rusia, kata orang yang mengetahui masalah ini kepada Reuters. Kebanyakan tentara bayaran ini adalah warga negara Rusia, kendati beberapa di antaranya berpaspor Ukraina dan Serbia.
Amerika Serikat dan Rusia, mendukung pihak yang bermusuhan satu sama lain dalam konflik Suriah.
Kendati berbeda pihak yang didukung, kedua negara berusaha memastikan mereka tidak sampai berhadapan langsung di medan perang. Tetapi kehadiran tentara bayaran Rusia itu telah menambahkan unsur ketidakpastian dalam konflik Suriah.
Credit antaranews.com