WASHINGTON
- Rusia masih bungkam soal laporan pengerahan pesawat jet tempur
tercanggihnya, Su-57, di Suriah. Pentagon mengonfirmasi kemunculan jet
tempur generasi kelima itu dan mengklaim akan membahayakan pasukan
Amerika Serikat (AS).
Menurut Pentagon, pengerahan Su-57 itu tak sesuai komitmen Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik atau mengurangi jumlah pasukannya di negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut.
”Penambahan jet tempur generasi kelima ke Suriah tentu tidak akan sesuai dengan penarikan pasukan yang diumumkan oleh Rusia,” kata juru bicara Pentagon Mayor Adrian Rankine-Galloway kepada CNN, Sabtu (24/2/2018).
Jet tempur tercanggih AS yang digunakan dalam operasi militer di Suriah saat ini adalah F-22.
Laporan kemunculan jet tempur Su-57 keluar setelah pesawat tempur AS meluncurkan serangan pada 7 Februari 2018 terhadap pasukan pro-rezim Suriah. Serangan diklaim menewaskan sekitar 300 orang, termasuk tentara bayaran Rusia.
Pada bulan Desember, dua pesawat tempur F-22 mencegat dua pesawat Rusia yang terbang ke dekat “garis de-confliction” yang seharusnya memisahkan pesawat koalisi Rusia dan koalisi pimpinan AS yang beroperasi di Suriah.
Jet-jet AS saat itu melepaskan tembakan peringatan selama pencegatan berlangsung.
Su-57 adalah pesawat tempur militer Rusia pertama yang menggunakan teknologi siluman dan dirancang untuk operasi tempur dan serangan darat.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, jet tersebut baru dijadwalkan untuk masuk layanan militer Rusia pada tahun depan dan saat ini militer Moskow baru memesan 12 unit.
Menurut Pentagon, pengerahan Su-57 itu tak sesuai komitmen Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik atau mengurangi jumlah pasukannya di negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut.
”Penambahan jet tempur generasi kelima ke Suriah tentu tidak akan sesuai dengan penarikan pasukan yang diumumkan oleh Rusia,” kata juru bicara Pentagon Mayor Adrian Rankine-Galloway kepada CNN, Sabtu (24/2/2018).
Jet tempur tercanggih AS yang digunakan dalam operasi militer di Suriah saat ini adalah F-22.
Laporan kemunculan jet tempur Su-57 keluar setelah pesawat tempur AS meluncurkan serangan pada 7 Februari 2018 terhadap pasukan pro-rezim Suriah. Serangan diklaim menewaskan sekitar 300 orang, termasuk tentara bayaran Rusia.
Pada bulan Desember, dua pesawat tempur F-22 mencegat dua pesawat Rusia yang terbang ke dekat “garis de-confliction” yang seharusnya memisahkan pesawat koalisi Rusia dan koalisi pimpinan AS yang beroperasi di Suriah.
Jet-jet AS saat itu melepaskan tembakan peringatan selama pencegatan berlangsung.
Su-57 adalah pesawat tempur militer Rusia pertama yang menggunakan teknologi siluman dan dirancang untuk operasi tempur dan serangan darat.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, jet tersebut baru dijadwalkan untuk masuk layanan militer Rusia pada tahun depan dan saat ini militer Moskow baru memesan 12 unit.
Credit sindonews.com