Mantan Direktur FBI Robert Mueller
ditunjuk menjadi kepala investigasi kolusi Donald Trump dengan Rusia
dalam Pilpres 2016. (BRENDAN SMIALOWSKI / AFP)
Jakarta, CB --
Sejak diisukan berkolusi dengan Rusia untuk
memastikan kemenangannya di pemilu presiden 2016, Donald Trump terus
membantahnya. Namun, tindakannya memecat Direktur FBI James Comey,
menimbulkan pertanyaan baru. Terlebih Comey tengah gencar melakukan
penyelidikan terhadap kasus kolusi Trump dan Rusia.
Alasan itu, membuat senat segera menunjuk kepala investigasi baru guna melanjutkan penyelidikan. Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein menunjuk Robert Mueller, tokoh penegak hukum yang memimpin FBI selama satu dekade setelah serangan 9/11, untuk mengambil alih kendali.
“Berdasarkan kondisi yang kini terjadi, publik menuntut penyelidikan ini ditangani seseorang yang independen, yang terbebas dari rantai komando,” kata Rosenstein, dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.
Mueller, pria kelahiran New York dan veteran perang Vietnam, disebut Rosenstein sebagai orang yang cocok untuk tugas tersebut.
Rosenstein mengatakan bahwa Mueller akan melanjutkan penyelidikan tentang “upaya pemerintah Rusia mempengaruhi pemilihan presiden 2016 dan masalah terkait,” dengan kewenangan mengadili kejahatan yang ditemukan dalam penyelidikan tersebut.
Di sisi lain, Trump terus berusaha membantah keterlibatan Rusia dalam pilpres AS tahun lalu.
“Seperti yang sudah saya katakan berulang kali, penyelidikan menyeluruh hanya akan mengonfirmasi apa yang sudah kita ketahui. Tidak ada kolusi antara kampanye saya dengan entitas asing manapun,” tegas Trump.
“Saya berharap masalah ini segera selesai.”
Penunjukkan Mueller ini menyusul ketegangan baru yang terjadi di Washington, berkaitan dengan Trump yang membocorkan informasi intelijen AS pada menteri luar negeri dan duta besar Rusia, di Ruang Oval, pekan lalu.
Kongres mendapat tekanan melakukan penyelidikan independen terhadap hubungan antara kampanye Trump dan Moskow.
"Kami membutuhkan fakta," kata Juru Bicara Partai Republik Paul Ryan.
Oleh karena itu, Mueller diberi kewenangan khusus memeriksa “keterkaitan atau koordinasi apapun antara pemerintah Rusia dan individu yang berasosiasi dengan kampanye Presiden Donald Trump.”
Penunjukkan Mueller disambut positif di seluruh spektrum politik AS.
Selama masa jabatannya sebagai direktur FBI, dari tahun 2001 sampai 2013, dia bertanggung jawab menyelidiki serangan teror 9/11 yang mengguncang pemerintahan AS. Atas jasanya itu, dia mendapatkan penghormatan yang tinggi, baik dari Partai Demokrat maupun Republik.
"Mueller adalah pilihan yang bagus," kata anggota kongres Partai Republik Jason Chaffetz, melalui Twitter.
Chuck Schumer, Senator dari Partai Demokrat mengatakan bahwa Rosenstein melakukan "hal yang benar" dengan menunjuk Mueller.
"Saya sekarang memiliki keyakinan yang lebih besar bahwa penyelidikan akan berdasarkan fakta, apapun hasilnya.”
Alasan itu, membuat senat segera menunjuk kepala investigasi baru guna melanjutkan penyelidikan. Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein menunjuk Robert Mueller, tokoh penegak hukum yang memimpin FBI selama satu dekade setelah serangan 9/11, untuk mengambil alih kendali.
“Berdasarkan kondisi yang kini terjadi, publik menuntut penyelidikan ini ditangani seseorang yang independen, yang terbebas dari rantai komando,” kata Rosenstein, dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.
Mueller, pria kelahiran New York dan veteran perang Vietnam, disebut Rosenstein sebagai orang yang cocok untuk tugas tersebut.
Rosenstein mengatakan bahwa Mueller akan melanjutkan penyelidikan tentang “upaya pemerintah Rusia mempengaruhi pemilihan presiden 2016 dan masalah terkait,” dengan kewenangan mengadili kejahatan yang ditemukan dalam penyelidikan tersebut.
Di sisi lain, Trump terus berusaha membantah keterlibatan Rusia dalam pilpres AS tahun lalu.
“Seperti yang sudah saya katakan berulang kali, penyelidikan menyeluruh hanya akan mengonfirmasi apa yang sudah kita ketahui. Tidak ada kolusi antara kampanye saya dengan entitas asing manapun,” tegas Trump.
“Saya berharap masalah ini segera selesai.”
Penunjukkan Mueller ini menyusul ketegangan baru yang terjadi di Washington, berkaitan dengan Trump yang membocorkan informasi intelijen AS pada menteri luar negeri dan duta besar Rusia, di Ruang Oval, pekan lalu.
Kongres mendapat tekanan melakukan penyelidikan independen terhadap hubungan antara kampanye Trump dan Moskow.
"Kami membutuhkan fakta," kata Juru Bicara Partai Republik Paul Ryan.
Oleh karena itu, Mueller diberi kewenangan khusus memeriksa “keterkaitan atau koordinasi apapun antara pemerintah Rusia dan individu yang berasosiasi dengan kampanye Presiden Donald Trump.”
Penunjukkan Mueller disambut positif di seluruh spektrum politik AS.
Selama masa jabatannya sebagai direktur FBI, dari tahun 2001 sampai 2013, dia bertanggung jawab menyelidiki serangan teror 9/11 yang mengguncang pemerintahan AS. Atas jasanya itu, dia mendapatkan penghormatan yang tinggi, baik dari Partai Demokrat maupun Republik.
"Mueller adalah pilihan yang bagus," kata anggota kongres Partai Republik Jason Chaffetz, melalui Twitter.
Chuck Schumer, Senator dari Partai Demokrat mengatakan bahwa Rosenstein melakukan "hal yang benar" dengan menunjuk Mueller.
"Saya sekarang memiliki keyakinan yang lebih besar bahwa penyelidikan akan berdasarkan fakta, apapun hasilnya.”
Credit CNN Indonesia