Selasa, 09 Mei 2017

Kisah mantan guru presiden Prancis yang kini jadi ibu negara


Kisah mantan guru presiden Prancis yang kini jadi ibu negara
Emmanuel Macron (kanan) bersama istri Brigitte Macron (kiri) (REUTERS/Eric Feferberg/Pool)
Brigitte, selalu hadir, dan bahkan lebih lagi sekarang, tanpa dia saya tidak akan menjadi diri saya saat ini

Jakarta (CB) - Ketika mereka pertama kali bertemu, Emmanuel Macron berusia 15 tahun, sementara Brigitte Trogneux adalah seorang guru yang sudah menikah berusia 40 tahun yang mengajar Macron di mata pelajaran drama.

Ditetapkan memasuki istana presiden sebagai Ibu Negara, Brigitte Macron akan terus mengajar suaminya, namun pada tahap yang lebih besar sekarang.

Istri Presiden Prancis yang baru saja terpilih itu saat ini berusia 64 tahun. Dia selalu berada di sisi Macron selama kampanye, mengatur agendanya, mengedit pidatonya dan menasihatinya dalam penampilannya di atas panggung.

Untuk pidato kemenangannya setelah memenangkan pemilihan putaran pertama dua pekan lalu, Macron membawa istrinya ke podium dan mengucapkan terima kasih, yang mendapat tepuk tangan meriah.

"Brigitte, selalu hadir, dan bahkan lebih lagi sekarang, tanpa dia saya tidak akan menjadi diri saya saat ini," kata Macron secara emosional di depan ratusan pendukungnya yang meneriakkan namanya.

Keduanya sama sekali tidak populer ketika Macron ditunjuk sebagai menteri ekonomi pemerintahan Presiden Francois Hollande pada Agustus 2014, sementara Trogneux mengundurkan diri dari pekerjaan mengajarnya setahun kemudian untuk membantu suami mudanya yang ambisius itu.

Di kementerian ekonomi, Trogneux hadir secara diam-diam saat pertemuan dengan para pejabat di Paris bagian timur.

"Dia menghabiskan banyak waktu di sini karena pandangannya penting bagi saya, karena dia membawa atmosfer yang berbeda, itu penting," kata Macron dalam pertemuan terakhirnya bersama staf setelah dia mengundurkan diri dari pemerintahan Hollande pada Agustus 2016.

"Hidup saya ada di sini, Anda tidak dapat bekerja dengan baik jika Anda tidak bahagia," sambung dia.

Dia tidak mengumumkan tawaran untuk menjadi presiden sampai tiga bulan kemudian, pada 16 November 2016, tapi sejak saat itu dia sudah mulai menjalin hubungan dengan Brigitte -- hampir 25 tahun sebagai seniornya -- bagian integral dari kepribadiannya di depan publik.

Beberapa bulan menjelang pencalonan resminya, publik Prancis menemukan Trogneux dalam serangkaian cerita di sampul majalah Paris Match, termasuk, pada bulan Agustus 2016, di mana pasangan tersebut berada di pantai.

"Liburan pasangan kekasih sebelum serangan," menjadi headline-nya.

Dalam sebuah film dokumenter TV pada bulan November 2016 di France 3, beberapa hari setelah Macron mengumumkan tawarannya, pasangan tersebut membagikan rekaman video Macron muda di drama sekolah tempat di mana mereka bertemu, dan rekaman upacara pernikahan mereka pada tahun 2007.

"Terima kasih telah menerima kami, pasangan yang tidak normal," Macron terdengar mengucapkan demikian dalam video pernikahannya, yang dihadiri oleh anak-anak Trogneux yang sudah dewasa, berusia hampir 30 tahun, sementara Trogneux 54 tahun.

Kartunis Prancis dan program TV dan radio menyindir perbedaan usia pasangan tersebut.

Pendukung Macron mengatakan bahwa lelucon tersebut misogonis. Mereka mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang berkomentar bahwa perbedaan usia tersebut -- sama seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan istrinya Melania -- juga terjadi dalam hal sebaliknya.



Trogneux, mengolok-olok dirinya sendiri dan bercanda bahwa jika Macron ingin mencalonkan diri sebagai presiden, sebaiknya Macron segera melakukannya, selagi dia masih terlihat rapi.

"Dia sebaiknya mencalonkan diri pada 2017 karena pada 2022 masalahnya adalah wajah saya," kata dia berbicara kepada temannya yang dikutip di dalam buku Nicolas Prissette "Emmanuel Macron en marche vers l’Élysée".

Brigitte Trogneux lahir pada 13 April 1953. Dia merupakan anak bungsu dari enam bersaudara dari keluarga kaya pembuat cokelat di sebelah utara kota Amiens yang menikah dengan seorang bankir di mana dari pernikahannya itu mereka dikaruniai tiga orang anak.

Pada 1993, di perguruan tinggi Providence Jesuit di mana dia mengajar bahasa Prancis dan drama, Macron muda belajar drama di bawah pengawasannya. Tahun berikutnya, keduanya menulis ulang sebuah drama bersama, mengadaptasinya untuk memasukkan lebih banyak peran.

"Sedikit demi sedikit, saya benar-benar berada di bawah kecerdasan anak muda ini," kata Trogneux kepada France 3 TV.

Ketika rumor mulai beredar tentang hubungan mereka, Macron meninggalkan Amiens untuk menyelesaikan tahun terakhir sekolahnya di Lycee Henri IV, sekolah bergengsi di Paris.

"Kau tidak bisa menyingkirkan saya, saya akan kembali dan saya akan menikahimu," kata Macron kepada Trogneux menurut penulis biografinya.

Ditanya tentang peran apa yang akan Trogneux mainkan di Istana Presiden jika dia terpilih, Macron telah mengatakan bahwa dia akan mengusulkan selama minggu-minggu pertama kepresidenannya, sebuah peran formal dibuat untuk Ibu Negara Prancis dan dia akan memiliki kebijakannya sendiri untuk mendefinisikan peran itu.

"Dia akan memiliki eksistensi, dia akan memiliki suara di sana, pandangan tentang berbagai hal. Dia akan berada di sisi saya, seperti dulu, tapi dia juga memiliki peran publik," ujar Macron, demikian Reuters.





Credit  antaranews.com