Negeri pimpinan Kim Jong-un disebut kembali meluncurkan rudal balistik. (REUTERS/KCNA)
Korea Utara disebut meluncurkan empat rudal balistik yang tiga di antaranya jatuh di zona ekonomi eksklusif Jepang. Peristiwa ini terjadi sementara Korsel melaksanakan latihan bersama dengan AS.
Seoul dan Washington sepakat membangun THAAD sebagai respons akan tindakan Korea Utara yang terus menguji coba rudalnya, meski sudah dikecam oleh PBB. Rencananya, sistem itu akan rampung akhir tahun ini.
Militer Korsel menyebut kecil kemungkinan empat rudal yang diluncurkan pagi ini adalah rudal balistik antarbenua. Namun, mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk memastikannya.
Roh Jae-cheon, juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, mengatakan rudal itu sempat terbang sejauh 1.000 kilometer dan mencapai ketinggian maksimal sekitar 260 kilometer.
Dia mengatakan pihaknya dan militer Amerika Serikat sedang mempelajari peluncuran ini.
Ditargetkan rampung akhir tahun, seorang pejabat Korea Selatan malah sempat mengatakan pembangunan sistem pertahanan dapat selesai Agustus ini.
Namun, di sisi lain, China menentang pembangunan tersebut karena sistem radar kuat pada senjata itu bisa jadi menembus kawasan negaranya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, telah berulang kali menyatakan penentangan China. Menurutnya, pembangunan senjata tersebut tidak membantu membangun perdamaian di kawasan.
China juga akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan negara, kata Geng, tanpa merinci.
"Semua konsekuensinya ada pada Korea Selatan dan Amerika Serikat," kata dia dalam konferensi pers di Beijing.
Credit CNN Indonesia