BEIJING
- China dan Rusia telah sepakat untuk mengintensifkan posisi mereka
dalam menyikapi penyebaran sistem rudal Terminal High Altitude Area
Defense system (THAAD) milik Amerika Serikat (AS). Beberapa waktu lalu,
AS telah menyatakan niatnya untuk mengerahkan THAAD ke Korea Selatan
(Korsel).
"Kedua belah pihak menyatakan akan terus memperkuat
oposisi yang terkoordinasi untuk THAAD,” tulis Kementerian Luar Negeri
China dalam situsnya, Rabu (1/3), seperti dikutip dari Russia Today.
Pernyataan
itu menyusul pertemuan pada Selasa (28/2) antara Wakil Menteri Luar
Negeri China Kong Xuanyou dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor
Morgulov di Beijing. Kementerian Luar Negeri Rusia juga merilis
pernyataan serupa.
"Kedua belah pihak menekankan, bahwa upaya
politik dan diplomatik kolektif harus ditingkatkan untuk meredakan
ketegangan di seluruh Asia Timur Laut, dalam rangka menciptakan kondisi
kondusif untuk menyelesaikan masalah nuklir, serta masalah lainnya di
Semenanjung Korea," sebut pernyataan Kemenlu Rusia.
Reaksi Rusia
dan China muncul setelah pemerintah Korsel menandatangani kesepakatan
pertukaran tanah dengan raksasa ritel Lotte. Diduga, lahan ini nantinya
akan menjadi basis penempatan THAAD. THAAD adalah sistem pertahanan
udara canggih yang dirancang untuk mencegat rudal pendek, menengah, dan
rudal balistik jarak menengah.
Credit sindonews.com