Latihan ini untuk menghadapi ancaman faktual, potensial dan residual.
CB - Guna mengatasi
aksi teror dan gangguan terhadap kedaulatan negara, Tentara Nasional
Indonesia (TNI) melakukan latihan gabungan bersama. Latihan
penanggulangan antiteror atau Gultor Tri Matra IX ini digelar di
Batalyon 461 Paskas Halim Perdanakusuma, Senin, 1 Desember 2014.
Dalam
pembukaan latihan bersama ini, Panglima TNI Moeldoko menyampaikan, ada
tiga kategori ancaman yang harus dihadapi, pertama ancaman faktual,
kemudian ancaman potensial dan residual.
Untuk kasus teror Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS, Moeldoko memasukannya dalam kategori ancaman potensial.
"ISIS
adalah ancaman potensial karena secara riil kita belum menghadapi
tindakan-tindakan nyata di lapangan, tetapi kalau tidak disiapkan dan
diantisipasi dengan baik, maka acaman potensial itu akan menjadi ancaman
aktual," kata Moeldoko.
Moeldoko menambahkan, diperlukan pembagian tugas antara Polri dan TNI dalam menyelesaikan masalah terorisme ISIS.
"Sesuai
dengan undang-undang TNI memang di dalam 14 operasi militer selain
perang, tugas TNI itu juga menghadapi dan menyelesaikan terorisme. Pada
skala low intensity di mana kecenderungannya masih pelanggaran-pelanggaran pidana, maka wewenang Kepolisian, namun terorisme high intensity itu TNI yang harus turun," kata Moeldoko.
Credit VIVAnews