Ratu Inggris, Elizabeth II, tidak akan
menerima dana hibah dari crown estate, atau portofolio properti milik
kerajaan di Skotlandia. (Reuters/Toby Melville)
Jakarta,CB --
Ratu Inggris, Elizabeth II, tidak akan menerima dana hibah dari
crown estate,
atau portofolio properti milik kerajaan di Skotlandia. Keputusan ini
dapat berujung pada pengurangan pendapatan untuk kerajaan dan keluarga
kerajaan mencapai lebih 2 juta pound sterling atau lebih dari Rp40
miliar per tahun.
Dilaporkan media Inggris, The Guardian,
keputusan ini didasari atas keinginan parlemen Skotlandia menggunakan
profit dari properti tersebut untuk kepentingan Skotlandia, bukan untuk
mendanai kerajaan.
Sebelumnya, Skotlandia berkontribusi dalam
hal pendanaan untuk ratu setelah mengambil alih manajemen properti
kerajaan, senilai lebih dari 26 juta pound sterling, atau setara dengan
Rp543 miliar. Namun, di bawah kepemimpinan Menteri Pertama Skotlandia,
Nicola Sturgeon, hal ini tidak akan berlanjut.
"Awalnya, Alex
Salmond (menteri pertama Skotlandia sebelumnya) menyiratkan bahwa hal
ini mungkin terjadi. Namun kepemimpinan baru menyatakan tidak," kata
salah satu pejabat senior, dikutip dari The Guardian, Rabu (24/6).
Dana
hibah untuk kerajaan, yang tahun lalu mencapai 39,9 juta pound
sterling, atau setara dengan Rp834 miliar, digunakan untuk mendanai
semua kebutuhan rumah tangga kerajaan. Dana hibah ini didapat dari 15
persen profit tahunan dari masing-masing properti kerajaan.
Tahun
ini, pendapatan dari properti kerajaan di Skotlandia mencapai 14,5 juta
pound sterling, atau sekitar Rp303 miliar. Sehingga, dana hibah untuk
Ratu mencapai hingga 2,2 juta pound sterling, atau setara dengan Rp46
miliar.
Para pejabat istana Buckingham mengangkat masalah ini
ketika mempresentasikan laporan rekening tahunan. Sir Alan Reid, pejabat
keuangan Ratu menyatakan keputusan Skotlandia ini akan memperumit
pendanaan kerajaan di masa depan.
"Pengalihan aset dari properti
kerajaan ke pemerintah Skotlandia akan membingungkan di masa depan,
karena total aset di bawah manajemen akan jatuh, dan dana hibah sebanyak
15 persen akan berkurang jika pengalihan aset Skotlandia telah
terjadi," katanya.
Di bawah kepemimpinan mantan menteri pertama Skotlandia, Alex Salmond,
pada tahun lalu, Partai Nasional Skotlandia berjanji tetap
mempertahankan Ratu Elizabeth sebagai kepala negara jika memilih merdeka
dari Inggris pada September lalu.
Namun, Kerajaan Inggris
menerima banyak kritik dari warga Skotlandia setelah Ratu Elizabeth
membuat intervensi publik beberapa hari menjelang referendum kemerdekaan
Skotlandia. Kala itu, sang ratu berpidato di depan sebuah gereja dekat
Benteng Balmoral, Skotlandia, dan menyatakan, "Saya berharap rakyat akan
berhati-hati menentukan masa depan."
Istana Buckingham
menekankan bahwa masalah pendanaan tidak akan mempengaruhi hubungan
keluarga kerajaan dengan Skotlandia. Ratu akan "terus tetap berkunjung
ke Balmoral, dan Holyrood, dan akan tetap menjadi Ratu Skotlandia", ujar
salah satu sumber istana.
Para menteri Skotlandia diperkirakan
akan mempertimbangkan mentransfer pengelolaan aset properti kerajaan di
Skotlandia kepada otoritas lokal, sehingga pendapatannya dapat lebih
digunakan untuk tujuan sosial.
Meski demikian, seorang juru
bicara Istana Buckingham yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa
Skotlandia masih dapat berkontribusi dalam pembiayaan monarki, karena
mereka membayar pajak ke Departemen Keuangan Inggris, yang akan
memberikan dana hibah untuk kerajaan.
Hal serupa juga
dikemukakan oleh juru bicara anonim dari pemerintah Skotlandia, yang
menyatakan bahwa "Skotlandia akan tetap memberikan kontribusi keuangan
kepada kerajaan, meskipun tidak melalui properti kerajaan."
Juru bicara tersebut menyatakan bahwa dana hibah kerajaan akan didapat melalui perpajakan umum yang dibayarkan warga Skotlandia
Dana
hibah untuk kerajaan merupakan dana publik utama untuk monarki Inggris,
yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2011 untuk menggantikan
peraturan dana hibah dari wisata dan properti tahunan.
Dana
hibah ini juga tidak boleh lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Presentase dana hibah juga ditentukan ulang setiap lima tahun sekali,
dan akan ditinjau kembali pada April 2016.
Sementara, rekening
keuangan Ratu menunjukkan peningkatan sebanyak 6,7 persen dalam
pendanaan hibah tahun lalu, menjadi 37,9 juta pound sterling, atau
sekitar Rp792 miliar Ratu menghabiskan 35,7 juta pound sterling (Rp746
miliar) dan menyimpan sisanya dalam rekening cadangan.
Dana
hibah tersebut akan digunakan untuk memperbaiki properti kerajaan,
seperti istana Buckingham, yang diperkirakan sebesar 150 juta pound
sterling. Angka sebesar itu sudah termasuk memindahkan sang Ratu dan
anggota kelurga kerajaan ke tempat lain ketika istana tersebut
diperbaiki.
Selain itu, Pangeran Wales dan Duchess of Cornwall
membukukan tagihan wisata terbesar, mencapai 446.159 pound sterling
(Rp9,3 miliar) dalam turnya ke Meksiko dan Kolombia, dan 239,710 pound
sterling (5 miliar) untuk tur Amerika. Belum lagi biaya Pangeran Charles
berkunjung ke Timur tengah yang menghabiskan dana 262.212 pound
sterling (Rp5,4 miliar) denhan penerbangan charter.
"Selama
bertahun-tahun mendatang, pendanaan kerajaan dan pemeliharaan Istana
Buckingham akan menjadi tantangan keuangan yang signifikan. Kami akan
terus bekerja sama dengan wali kerajaan untuk memastikan bahwa dana
untuk rumah tangga kerajaan mencerminkan tantangan tersebut," kata Raid.
Credit
CNN Indonesia