Selasa, 05 Maret 2019

Pulang ke Venezuela, Guaido Disambut Bak Pahlawan


Pulang ke Venezuela, Guaido Disambut Bak Pahlawan
Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, disambut bak pahlawan ketika tiba di Caracas setelah melakukan rangkaian kunjungan ke sejumlah negara Amerika Latin. (Reuters/Andres Martinez Casares)




Jakarta, CB -- Pemimpin oposisi yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela, Juan Guaido, disambut bak pahlawan ketika tiba di Caracas, Senin (4/3), setelah melakukan rangkaian kunjungan untuk menggalang dukungan dari sejumlah negara Amerika Latin.

"Ya, Anda bisa!" teriak ribuan orang sambil mengacungkan bendera Venezuela ketika menyambut Guaido.

Dukungan tersebut dianggap sangat berarti bagi Guaido yang sebenarnya terancam ditahan karena bepergian ke luar negeri setelah dicekal Presiden Nicolas Maduro.


Berterima kasih kepada para pendukungnya, Guaido kemudian berkata, "Kita tahu risiko yang kita hadapi, tapi itu tidak menghentikan kita. Rezim diktator harus paham itu! Kita lebih kuat dari sebelumnya. Mari turun ke jalan!"

Guaido lantas mengajak masyarakat untuk kembali menggelar demonstrasi besar-besaran guna mendesak Maduro mundur pada akhir pekan mendatang.

"Semua warga Venezuela akan kembali ke jalan. Kita tidak akan istirahat sedetik pun sampai kebebasan diraih," katanya.

Teriakan tersebut langsung disambut teriakan para pendukung, "Guaido! Guaido! Ya, Anda bisa!"
Pulang ke Venezuela, Guaido Disambut Bak Pahlawan
Pendukung Juan Guaido mengibarkan bendera di Caracas. (Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
Kepulangan Guaido ini dianggap dapat mengancam Maduro yang kian terdesak di tengah ketidakpercayaan masyarakat akan kemampuannya untuk menyelamatkan Venezuela dari keterpurukan ekonomi.

Ketidakpercayaan rakyat ini mulai mencuat sejak Venezuela mengalami hiperinflasi beberapa tahun lalu dan memuncak pada Januari lalu, ketika Maduro dilantik setelah memenangi pemilu yang dianggap tidak sah.

Warga pun menggelar unjuk rasa besar-besaran. Di tengah kisruh tersebut, Guaido selaku pemimpin parlemen, Majelis Nasional, mendeklarasikan diri sebagai presiden interim. Ia mendapatkan dukungan dari setidaknya 50 negara, termasuk Amerika Serikat.


Ketika dukungan terhadap Guaido kian kuat, Maduro mencekal pemimpin oposisi itu agar tak dapat ke luar negeri. Meski demikian, Guaido tetap melakukan tur lawatan untuk menggalang dukungan.

Guaido memulai rangkaian lawatannya pada pekan lalu dari Kolombia, di mana ia berupaya mencari cara untuk membawa masuk bantuan internasional yang tertahan karena diblokade Maduro.

Ia kemudian bertolak ke Brasil, Paraguay, Argentina, dan berakhir di Ekuador guna menghimpun dukungan untuk transisi pemerintahan di Venezuela dan pemilihan umum yang adil.

Di Venezuela, Maduro memperingatkan bahwa Guaido terancam ditahan dan menjalani peradilan jika kembali ke tanah airnya.

Wakil Presiden AS, Mike Pence, pun memperingatkan agar Maduro menjamin keselamatan Guaido.

"Segala ancaman, kekerasan, atau intimidasi terhadapnya tak akan dimaklumi dan akan ditanggapi dengan respons kuat," kata Pence.

Mendukung Pence, Menteri Luar Negeri AS juga merilis pernyataan yang berbunyi, "Komunitas internasional harus bersatu dan mendesak pengakhiran rezim brutal Maduro."




Credit  cnnindonesia.com