Rabu, 06 Maret 2019

Perang Dagang dengan AS, Cina Turunkan Target Ekonomi



Pejabat Tiongkok Li Keqiang, berdiskusi dengan tim penyelamat dan anggota militer. Cuaca buruk diduga menjadi penyebab kapal wisata tersebut, terbalik dan tenggelam. Tiongkok, 2 Juni 2015. REUTERS
Pejabat Tiongkok Li Keqiang, berdiskusi dengan tim penyelamat dan anggota militer. Cuaca buruk diduga menjadi penyebab kapal wisata tersebut, terbalik dan tenggelam. Tiongkok, 2 Juni 2015. REUTERS

CB, Jakarta - Pemerintah Cina menurunkan target ekonomi dari 6,5 persen menjadi 6 persen akibat perang dagang dengan AS. Angka tersebut diumumkan Perdana Menteri Li Keqiang di hadapan Kongres Rakyat Nasional.
Dikutip dari South China Morning Post, Selasa, 5 Maret 2019, Li Keqiang yang melaporkan kerja pemerintah mengatakan, pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dan akan meningkatkan kualitas perdagangan untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi.

Penurunan target ekonomi Cina dilakukan karena perang dagang dengan AS, tingkat utang yang sudah tinggi, dan hambatan pembiayaan perusahaan swasta.

Penetapan target ini guna memberikan kelonggaran terhadap pemerintah. Ini juga untuk menghentikan beberapa permasalahan domestik supaya mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Mengingat dampak perang perdagangan terhadap perekonomian, pemimpin Cina telah mencoba memprioritaskan pembangunan untuk menyangga kebutuhan domestik dengan dukungan keuangan, kebijakan tarif pajak, dan pekerjaan yang diperlukan.
Pemerintah menetapkan tujuan untuk menciptakan 11 juta lapangan pekerjaan di tingkat perkotaan, dibandingkan dengan target tahun lalu 13,6 juta. Penetapan lapangan kerja ini diupayakan supaya bisa menekan tingkat pengangguran yaitu sekitar 5,5 persen dibanding tahun lalu 5,1 persen.

Penurunan ini juga bertujuan untuk menjaga inflasi di bawah 3 persen karena ini juga batas yang sama dengan yang ditetapkan pada 2018. Cina juga telah mengurangi pengeluaran dan meringankan kondisi keuangan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah hambatan perang dagang dengan AS.




Credit  tempo.co