CHRISTCHURCH
- Pelaku penembakan terhadap jamaah salat Jumat di Masjid Al-Noor,
Selandia Baru mengidentifikasi dirinya bernama Brenton Tarrant, 28,
kelahiran Australia. Dia mengatakan serangan itu untuk memerangi
"penjajah di tanah orang kulit putih".
Dalam manifesto setebal 73 halaman, yang diyakini ditulis olehnya, Tarrant mengatakan tingkat kelahiran di Eropa menurun. Hal itu dia klaim memicu migrasi massal dan tingkat kesuburan dari para imigran akan meningkatkan populasi.
Dia menamai para imigran sebagai "white genocide (genosida putih)". Tarrant menulis manifestonya dengan judul "The Great Replacement: Towards A New Society".
Dalam manifesto setebal 73 halaman, yang diyakini ditulis olehnya, Tarrant mengatakan tingkat kelahiran di Eropa menurun. Hal itu dia klaim memicu migrasi massal dan tingkat kesuburan dari para imigran akan meningkatkan populasi.
Dia menamai para imigran sebagai "white genocide (genosida putih)". Tarrant menulis manifestonya dengan judul "The Great Replacement: Towards A New Society".
Tarrant mengatakan dia adalah pekerja paruh waktu asal Australia berusia 28 tahun. Dia bekerja sebagai "pencabut kebab".
"Saya hanya orang kulit putih biasa, dari keluarga biasa yang memutuskan untuk mengambil sikap untuk memastikan masa depan bagi rakyat saya," tulis dia.
Sambil menyatakan bahwa dia bukan anggota langsung dari kelompok atau gerakan politik apa pun, Tarrant juga mengklaim dia mewakili jutaan orang Eropa dan etnis-nasionalis lainnya yang ingin hidup damai di antara rakyat mereka sendiri.
Tarrant juga menyiarkan langsung insiden penembakan di sebuah masjid di Christchurch, di mana dia menembak beberapa Muslim yang sedang salat Jumat.
"Kita harus memastikan keberadaan rakyat kita, dan masa depan untuk anak-anak kulit putih," tulisnya.
Credit sindonews.com