BEIJING - Para pakar Beijing mengatakan keputusan Singapura untuk membeli pesawat jet tempur siluman F-35
dari Amerika Serikat (AS) tidak mungkin untuk mengancam China. Menurut
mereka, analisis baru-baru ini oleh media Washington yang menyebut
langkah Singapura sebagai ancaman untuk Beijing adalah pemikiran yang
konyol dan angan-angan.
Pernyataan para ahli itu dikeluarkan setelah Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengumumkan pada awal Maret bahwa negara itu berencana membeli hingga 12 pesawat jet tempur siluman F-35. Namun, media Amerika; CNN, mengatakan bahwa potensi pembelian itu dapat menyebabkan keraguan dari China.
Laporan CNN mengatakan bahwa keputusan Singapura adalah indikasi kekhawatiran yang berkembang di Asia mengenai "ambisi regional" China. Laporan yang mengutip analis itu mengatakan bahwa China harus melihat rencana Singapura sebagai bukti bahwa masih ada permintaan kuat di kawasan Asia-Pasifik untuk kehadiran AS.
Pernyataan para ahli itu dikeluarkan setelah Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengumumkan pada awal Maret bahwa negara itu berencana membeli hingga 12 pesawat jet tempur siluman F-35. Namun, media Amerika; CNN, mengatakan bahwa potensi pembelian itu dapat menyebabkan keraguan dari China.
Laporan CNN mengatakan bahwa keputusan Singapura adalah indikasi kekhawatiran yang berkembang di Asia mengenai "ambisi regional" China. Laporan yang mengutip analis itu mengatakan bahwa China harus melihat rencana Singapura sebagai bukti bahwa masih ada permintaan kuat di kawasan Asia-Pasifik untuk kehadiran AS.
Zhu Feng, direktur eksekutif Pusat China untuk Studi Kolaboratif Laut China Selatan di Universitas Nanjing, mengatakan kepada Global Times bahwa "Pernyataan oleh CNN benar-benar konyol. Sebagian besar, itu hanya angan-angan media AS."
Singapura telah mengimpor jet tempur canggih AS selama 30 tahun, dan rencana pembelian F-35 ini hanya merupakan kelanjutan dari strategi pertahanan nasional. "Kecil tapi canggih," kata Zhu. "Saya tidak berpikir ini ditujukan ke China," katanya lagi, yang dilansir Senin (11/3/2019).
Ng mengatakan pada Juni 2018 bahwa Singapura ingin mengganti jet tempur F-16 yang sudah menua dengan tidak hanya F-35, tetapi juga J-20 China sebagai opsi. Pernyataan itu dilaporkan Straits Times.
Singapura telah mengimpor jet tempur canggih AS selama 30 tahun, dan rencana pembelian F-35 ini hanya merupakan kelanjutan dari strategi pertahanan nasional. "Kecil tapi canggih," kata Zhu. "Saya tidak berpikir ini ditujukan ke China," katanya lagi, yang dilansir Senin (11/3/2019).
Ng mengatakan pada Juni 2018 bahwa Singapura ingin mengganti jet tempur F-16 yang sudah menua dengan tidak hanya F-35, tetapi juga J-20 China sebagai opsi. Pernyataan itu dilaporkan Straits Times.
Seorang pakar militer China yang berbicara dalam kondidi anonim kepada Global Times
mengatakan jika rencana pembelian jet tempur baru oleh Singapura
memiliki niat untuk melawan China, mengapa negara mendaftarkan J-20
sebagai opsi.
Laporan CNN mengakui bahwa Ng tidak menyebut China ketika mengumumkan rencana pembelian F-35. Dia hanya mengatakan jet tempur siluman itu akan berkontribusi pada kemampuan Singapura untuk menjaga kedaulatan dan keamanannya.
Jika kesepakatan itu tercapai, Singapura akan menjadi sekutu AS keempat di Pasifik yang memiliki F-35, yang bergabung dengan Australia, Jepang, dan Korea Selatan, yang telah membeli pesawat tempur siluman sebelumnya.
Laporan CNN mengakui bahwa Ng tidak menyebut China ketika mengumumkan rencana pembelian F-35. Dia hanya mengatakan jet tempur siluman itu akan berkontribusi pada kemampuan Singapura untuk menjaga kedaulatan dan keamanannya.
Jika kesepakatan itu tercapai, Singapura akan menjadi sekutu AS keempat di Pasifik yang memiliki F-35, yang bergabung dengan Australia, Jepang, dan Korea Selatan, yang telah membeli pesawat tempur siluman sebelumnya.
"Tetapi tidak masuk akal untuk mengatakan ini adalah pesan kepada China, karena jet tempur empat negara pada awalnya semua buatan AS, karena mereka semua adalah sekutu inti AS di wilayah Asia-Pasifik," kata pakar militer tersebut.
Jet tempur tua Jepang, Korea Selatan dan Australia sangat ketinggalan zaman dan mereka harus di-upgrade. Menurut para ahli, rencana Singapura juga merupakan penggantian peralatan yang normal.
Kendati demikian, para pakar China tetap memperingatkan bahwa penyebaran F-35 yang bersatu dalam sekutu AS menguntungkan operasi AS di kawasan Asia-Pasifik, yang dapat membawa tantangan bagi pertahanan udara di Laut China Selatan.
Para ahli mencatat bahwa F-35 secara konstan dikaitkan dengan jaringan informasi militer AS. Bahkan, meski sekutu-sekutu AS tidak berpartisipasi dalam pertempuran, selama F-35 mereka ada di udara, mereka dapat berbagi semua jenis informasi dengan AS.
Credit sindonews.com