Rabu, 20 Maret 2019

Jaksa Selidiki Alasan Penembakan di Utrecht


Polisi berjaga di sekitar trem yang menjadi lokasi penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3).
Polisi berjaga di sekitar trem yang menjadi lokasi penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3).
Foto: AP Photo/Peter Dejong

Pelaku penemabakan di Utrecht pernah divonis karena kepemilikan senjata pada 2014




CB, AMSTERDAM -- Jaksa Belanda pada Selasa (19/3) mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan alasan teroris dalam penembakan di satu trem di kota Utrecht. Insiden penembakan tersebut menyebabkan tiga orang terbunuh dan lima terluka.

Seorang pria kelahiran Turki yang berusia 37 tahun, Gokmen Tanis ditangkap tujuh jam setelah perburuan pada Senin (18/3) oleh pasukan keamanan dan kini masih dalam penahanan.

Jaksa mengatakan dia menjadi tersangka dalam tiga penembakan mematikan, kemungkinan dengan tujuan menyebar teror. Dua tersangka lain juga dalam penahanan, kata polisi, namun peran mereka masih belum jelas.

"Sejauh ini, latar belakang teroris sangat menjadi pertimbangan," kata jaksa dengan mengutip cara penembakan dan sepucuk surat yang ditemukan di pintu keluar-masuk kendaraan.

Tetapi masih belum jelas apakah Tanis bertindak atas nama keyakinan politik atau balas dendam pribadi. "Motif lain masih dikesampingkan", kata jaksa seperti dilansir Reuters.

Tanis mempunyai catatan dengan penegakkan hukum. Dia pernah divonis karena memiliki senjata pada 2014 dan mengutil dan perampokan awal bulan ini.

Menurut pengadilan distrik Utrecht, Tanis baru dibebaskan dari tahanan pada 1 Maret, setelah ditahan atas dakwaan melakukan pemerkosaan. 
Seharusnya dia akan disidang pada Juli untuk dakwaan pemerkosaan.

Berdasarkan hukum Belanda, Tanis harus dihadapkan ke seorang hakim sampai dengan Kamis, tetapi belum dituntut.

Tiga korban dikenali sebagai seorang perempuan berumur 19 tahun dan dua laki-laki berusia 28 dan 49 tahun, tiga lainnya berumur antara 20 hingga 74 tahun mengalami luka parah akibat tembakan.

Jaksa mengatakan sejauh ini belum menemukan hubungan antara para korban dengan tersangka bersenjata. "Sangat menyedihkan peristiwa seperti ini terjadi di dunia pada hari-hari ini," kata Rene van Nieuwenhuizen, seorang akuntan yang tinggal di Utrecht, kota yang indah berpenghuni 430 ribu. Saya tidak menyangka akan terjadi pada saya tetapi ini terjadi dan orang-orang terbunuh."

Mahmut Tanis, seorang pamannya yang tinggal di Nederland mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu bahwa dia meragukan motif radikal.

"Melihat keadaan keponakan saya, kemunginan dia melakukan serangan teror sangat rendah," katanya dengan menambahkan bahwa dia sudah beberapa tahun tidak bertemu dan bahwa tindakannya kemungkinan berasal dari 'urusan hati'.

Tanis sebelumnya telah ditahan, kata jaksa yang menolak memberi keterangan lebih terperinci. Belum ada pernyataan dari Tanis ataupun pengacara yang mewakilinya.





Credit  republika.co.id