Rabu, 13 Maret 2019

Ingin Senjata Nuklir AS Tiada Duanya, Trump Tingkatkan Pendanaan



Ingin Senjata Nuklir AS Tiada Duanya, Trump Tingkatkan Pendanaan
Para penerbang saat menyiapkan sebuah rudal di kompleks rudal Pangkalan Angkatan Udara F. E. Warren, Amerika Serikat. Foto/Airman 1st Class Braydon Williams/US Air Force


WASHINGTON - Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) Amerika Serikat (AS) akan menerima kenaikan 8,3 persen dari anggarannya saat ini. Peningkatan pendanaan ini untuk menuruti komitmen pemerintah Presiden Donald Trump yang ingin memastikan kemampuan senjata nuklir Washington tiada duanya.

NNSA sedang menyelesaikan produksi rudal nuklir berdaya ledak rendah terbaru. NNSA, sebuah agen semi-otonom di Departemen Energi yang memiliki pengawasan terhadap persediaan senjata nuklir Amerika, membutuhkan USD16,5 miliar dalam anggaran tahun fiskal 2020, atau naik USD1,3 miliar dari total anggaran tahun fiskal 2019 (FY19)-nya.

Kegiatan yang terkait dengan senjata nuklir dialokasikan anggaran USD12,4 miliar, yang artinya mengalami peningkatan 11,8 persen dari FY19. 

"Permintaan anggaran Presiden mencerminkan komitmen kuat Administrasi Trump untuk memastikan bahwa kemampuan nuklir AS tidak ada duanya," kata Administrator NNSA, Lisa Gordon-Hagerty, dalam sebuah pernyataan, dikutip Defense News, Selasa (12/3/2019).

"Pendanaan vital ini akan memungkinkan kami untuk melanjutkan modernisasi Perusahaan Keamanan Nuklir untuk menghadapi ancaman abad ke-21," lanjut dia.

NNSA memiliki lima program modernisasi senjata nuklir besar-besaran yang sedang berlangsung, yakni perpanjangan usia bom gravitasi B61-12; desain hulu ledak W80-4 untuk senjata jarak jauh Angkatan Udara; W88 Altertion 370 untuk rudal balistik Trident II; dan Program Modifikasi W87-1 untuk hulu ledak bagi rudal balistik antarbenua. Program kelima adalah modifikasi W76-2 yang dianggap yang paling kontroversial.

Bom nuklir W76-2 dengan daya ledak rendah pertama kali diperkenalkan oleh pemerintahan Trump dalam Tinjauan Postur Nuklir awal 2018. Pada bulan Januari lalu, NNSA mengumumkan produksi bom tersebut telah dimulai pada unit pertama. W76-2 akan diluncurkan oleh kapal selam. 




Credit  sindonews.com