Senin, 25 Maret 2019

Erdogan: Apapun Kata AS, Turki Tetap Beli S-400 Rusia




Erdogan: Apapun Kata AS, Turki Tetap Beli S-400 Rusia
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) saat melayani wawancara media. Foto/Anadolu


ISTANBUL - Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan apapun yang Amerika Serikat (AS) katakan, Turki tidak akan mundur dalam pembelian sistem rudal pertahanan S-400 dari Rusia. Penegasan itu dia sampaikan hari Minggu dalam sebuah wawancara dengan penyiar TGRT Haber.

Para pejabat Washington kepada Reuters, yang dilansir Senin (25/3/2019), mengatakan AS segera membekukan pengiriman pesawat jet tempur siluman F-35 ke Turki. Langkah itu menjadi sinyal terkuat dari Washington bahwa Ankara tidak dapat memiliki jet tempur canggih itu bersamaan dengan sistem rudal S-400 Moskow.

Dalam wawancara yang disiarkan langsung, Erdogan juga memuji sikap manusiawi warga Selandia Baru setelah serangan teroris terhadap dua masjid di kota Christchurch.

"Orang-orang Selandia Baru memberi pelajaran kemanusiaan kepada mereka yang tidak mendapat jatah kemanusiaan," kata Erdogan.

Setidaknya 50 warga Muslim terbunuh dan banyak lainnya yang terluka pada 15 Maret 2019 ketika seorang teroris—diidentifikasi sebagai Brenton Tarrant, kelahiran Australia—menembaki jamaah Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood di Christchurch saat salat Jumat.

Massa telah berkumpul di depan masjid untuk memberikan penghormatan kepada para korban ketika Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyerukan persatuan dan solidaritas dengan komunitas Muslim.

Selama wawancara, Erdogan memuji pertemuan massa di tempat serangan teroris dan tindakan orang-orang menghormati para korban. Dia mengatakan bahwa orang-orang Selandia Baru akan pernah bisa dikaitkan dengan terorisme.

“Mereka mengorganisir upacara peringatan, mereka berkumpul di tempat kejadian dan meninggalkan bunga untuk memberikan penghormatan kepada para korban. Ini adalah tindakan kemanusiaan. Kita tidak bisa mengabaikan tindakan kemanusiaan ini," katanya.

Dia menegaskan bahwa serangan di Christchurch bukan tindakan terorisme individu tetapi tindakan terorisme terorganisir. Dia percaya pihak berwenang di Selandia Baru akan mengungkap pelaku di balik serangan itu. 






Credit  sindonews.com