Selasa, 12 Maret 2019

AS Bersiap Produksi Suku Cadang Rudal yang Dilarang Perjanjian INF




AS Bersiap Produksi Suku Cadang Rudal yang Dilarang Perjanjian INF
Peluncuran rudal jelajah Tomahawk dari kapal perang USS Shoup dalam latihan Valiant Shield 2018 di Laut Filipina, 18 September 2018. Foto/REUTERS/US Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class William Collins III


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) bersiap memproduksi suku cadang untuk sistem rudal jelajah yang diluncurkan di darat. Sistem rudal jenis ini masuk kategori yang dilarang dalam Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) antara Washington dan Moskow.

Persiapan itu diumumkan Pentagon pada hari Senin waktu Washington. Produksi suku cadang rudal terlarang itu dilakukan setelah AS menarik diri dari Perjanjian INF.

Bulan lalu, Amerika Serikat mengumumkan akan menarik diri dari Perjanjian INF dalam enam bulan kecuali Moskow mengakhiri apa yang dikatakan Washington sebagai pelanggaran pakta tahun 1987 itu.

Rusia juga mengumumkan akan menangguhkan perjanjian itu. Moskow membantah melanggar perjanjian tersebut dan menuduh balik Washington yang melanggarnya.

"Kami akan memulai kegiatan fabrikasi pada komponen untuk mendukung pengujian pengembangan sistem ini, kegiatan yang hingga 2 Februari tidak akan konsisten dengan kewajiban kami berdasarkan Perjanjian (INF)," kata Letnan Kolonel Michelle Baldanza, seorang juru bicara Pentagon, dikutip Reuters, Selasa (12/3/2019).

"Penelitian dan pengembangan ini dirancang untuk dapat dibalik, jika Rusia kembali pada kepatuhan penuh dan dapat diverifikasi sebelum kami menarik diri dari Perjanjian (INF) pada Agustus 2019," lanjut Baldanza.

Pentagon mengatakan upaya pengembangan sistem rudal jelajah yang diluncurkan dari darat itu untuk senjata konvensional dan bukan nuklir.

Perjanjian INF mengharuskan para pihak untuk menghancurkan rudal balistik dan jelajah berbasis darat yang memiliki jangkauan antara 500 dan 5.500 km (310 hingga 3.420 mil).

Amerika Serikat menuduh rudal jelajah Rusia baru melanggar pakta tersebut. Rudal yang dimaksud adalah Novator 9M729. Senjata itu oleh NATO dikenal sebagai SSC-8. 

Berbicara di sebuah konferensi di Washington, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov menolak tuduhan bahwa rudal Moskow itu melanggar Perjanjian INF. Dia menyebut tuduhan itu sebagai "dongeng".

Pada bulan Januari, kepala pasukan rudal dan artileri militer Rusia mengatakan jarak maksimum rudal itu jauh dari batas bawah Perjanjian INF.

Frank Rose, mantan asisten menteri luar negeri AS untuk kendali senjata, yang sekarang aktif di lembaga think tank Brookings Washington, mengatakan pengumuman Pentagon mungkin dirancang untuk menekan Rusia agar kembali mematuhi Perjanjian INF.

"Dugaan terbaik saya adalah sinyal politik yang dimaksudkan untuk memperjelas bahwa Amerika Serikat serius untuk bergerak maju dengan pengembangan GLCM (rudal jelajah yang diluncurkan di darat) baru kecuali Rusia kembali mematuhi perjanjian," kata Rose.

PBB telah mendesak Amerika Serikat dan Rusia untuk mempertahankan perjanjian pencegah perang nuklir itu, dengan mengatakan kerugiannya akan membuat dunia lebih tidak aman dan tidak stabil.




Credit  sindonews.com