GAZA
- Seorang paramedis perempuan Palestina ditembak mati oleh pasukan
Israel di Jalur Gaza pada hari Jumat. Paramedis berparas cantik penolong
demonstran yang terluka ini ditembak di Khan Yunis.
Paramedis bernama Razan al-Najjar, 21, telah muncul beberapa kali di tengah-tengah para demonstran Palestina yang terluka oleh tembakan pasukan Israel.
Najjar ditembak mati di tengah-tengah para demonstran yang menggelar aksi Great March Return.
Demo besar-besaran selama beberapa minggu ini menyerukan hak pengembalian para pengungsi Palestina yang terusir dari kota-kota dan desa-desa mereka di tempat yang sekarang menjadi wilayah Israel.
Para pejabat Kementerian Kesehatan Gaza, seperti dikutip Haaretz, Sabtu (2/6/2018), menegaskan bahwa setidaknya 100 warga Palestina terluka selama protes hari Jumat. Mereka terkena tembakan pasukan Israel, termasuk 40 orang di antaranya terkena tembakan peluru tajam.
Angka kematian dan korban luka terus meningkat sejak demo dimulai 30 Maret lalu. Situasi ini tercatat yang terburuk sejak Perang Gaza 2014. Hari terburuk terjadi pada tanggal 14 Mei lalu, ketika 61 orang Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel. Pada hari itu, para demonstran juga memprotes pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Sebelumnya, situasi di Gaza juga memanas setelah kelompok militan dan militer Israel saling serang. Kelompok militan menembakkan puluhan roket dan mortir ke wilayah Israel selatan. Serangan itu melukai sekitar lima orang, termasuk tiga tentara Israel.
Serangan itu dibalas militer Israel dengan membombardir wilayah Gaza. Tel Aviv menyatakan, ada 35 target yang dihancurkan oleh jet-jet tempur.
Paramedis bernama Razan al-Najjar, 21, telah muncul beberapa kali di tengah-tengah para demonstran Palestina yang terluka oleh tembakan pasukan Israel.
Najjar ditembak mati di tengah-tengah para demonstran yang menggelar aksi Great March Return.
Demo besar-besaran selama beberapa minggu ini menyerukan hak pengembalian para pengungsi Palestina yang terusir dari kota-kota dan desa-desa mereka di tempat yang sekarang menjadi wilayah Israel.
Para pejabat Kementerian Kesehatan Gaza, seperti dikutip Haaretz, Sabtu (2/6/2018), menegaskan bahwa setidaknya 100 warga Palestina terluka selama protes hari Jumat. Mereka terkena tembakan pasukan Israel, termasuk 40 orang di antaranya terkena tembakan peluru tajam.
Angka kematian dan korban luka terus meningkat sejak demo dimulai 30 Maret lalu. Situasi ini tercatat yang terburuk sejak Perang Gaza 2014. Hari terburuk terjadi pada tanggal 14 Mei lalu, ketika 61 orang Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel. Pada hari itu, para demonstran juga memprotes pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Sebelumnya, situasi di Gaza juga memanas setelah kelompok militan dan militer Israel saling serang. Kelompok militan menembakkan puluhan roket dan mortir ke wilayah Israel selatan. Serangan itu melukai sekitar lima orang, termasuk tiga tentara Israel.
Serangan itu dibalas militer Israel dengan membombardir wilayah Gaza. Tel Aviv menyatakan, ada 35 target yang dihancurkan oleh jet-jet tempur.
Credit sindonews.com