Menhan AS, Jim Mattis, mengatakan bahwa
militer Korut tak melakukan pergerakan mencurigakan menjelang pertemuan
Kim Jong-un dan Donald Trump, Selasa (12/6). (Reuters/Jonathan Ernst)
"Semuanya hening," ujar Mattis kepada para wartawan di Kementerian Pertahanan ketika ditanya mengenai pemantauan terhadap militer Korut, Senin (11/6).
Pernyataan ini sekaligus meredam kekhawatiran Korut akan melakukan provokasi militer menjelang pertemuan antara Kim dan Trump yang mengusung agenda utama perlucutan senjata nuklir.
|
Isu ini sangat sensitif karena Korut sempat berkeras mempertahankan program senjata nuklirnya demi melindungi diri dari AS dan Korea Selatan yang kerap melakukan latihan militer bersama.
Pyongyang bahkan sempat mengancam membatalkan pertemuan dengan Trump ini karena AS masih melakukan latihan militer dengan Korsel yang dianggap mengancam kedaulatan Korut.
Namun kini, Mattis memastikan bahwa kehadiran sekitar 28.500 tentara AS di Korsel tidak akan menjadi bahan pembicaraan dalam pertemuan antara Trump dan Kim.
|
Mattis menegaskan bahwa latihan militer gabungan itu adalah isu bilateral antara AS dan Korsel sehingga keputusan apa pun terkait isu tersebut hanya bisa diputuskan oleh Washington dan Seoul.
Kim dan Trump sendiri dijadwalkan bertemu di Hotel Capella, Sentosa Island, sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Jika pembicaraan berjalan lancar, Kim dilaporkan bakal mengundang Trump ke Korut pada Juli mendatang, ditindaklanjuti dengan dialog berikutnya di Washington dua bulan kemudian.
Credit cnnindonesia.com