Hansen dituduh kirim informasi pertahanan ke Cina dengan imbalan ratusan ribu dolar
CB,
WASHINGTON -- Mantan pejabat Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat
ditangkap pada akhir pekan ini karena diduga membelot ke Cina dengan
memata-matai negaranya, kata Departemen Kehakiman setempat pada Senin
(4/6). Biro Investigasi Federal (FBI) menangkap Ron Rockwell Hansen,
pria berusia 58 tahun, pada Sabtu saat berada dalam perjalanan menuju
bandar udara internasional Tacoma di Seattle. Dia dijadwalkan terbang ke
Cina.
Departemen Kehakiman menuding Hansen berupaya
mengirim informasi pertahanan nasional kepada Cina dengan imbalan
ratusan ribu dolar AS. Bersamaan dengan itu, dia secara gelap bertindak
sebagai agen bagi pemerintah di Beijing.
Sementara itu, di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri
Cina, Hua Chunying mengaku tidak mengetahui perkara tersebut. Namun,
tentu saja akhir-akhir ini banyak persoalan yang muncul antara Cina
dengan Amerika Serikat.
"Kami berpendapat bahwa Cina
dan Amerika Serikat adalah dua negara besar yang seharusnya lebih
banyak memperkuat kerja sama dan rasa saling percaya," kata Hua kepada
wartawan.
Hansen adalah tokoh terbaru dalam
gelombang penangkapan terhadap para mantan pejabat intelijen Amerika
Serikat terkait dugaan pembelotan dengan menjadi mata-mata Cina. Pada
awal tahun ini, mantan petugas CIA Jerry Chun Shing Lee didakwa
berkonspirasi untuk mengumpulkan dan mengirimkan informasi pertahanan
nasional kepada Cina.
Selain itu, mantan pegawai
intelijen Amerika Serikat bernama Kevin Mallory kini tengah menjalani
pengadilan di Virginia, juga karena diduga menjual informasi rahasia
kepada Beijing. Dalam kasus baru yang diumumkan pada Senin, kejaksaan
mengatakan bahwa Hansen menguasai dengan lancar bahasa Mandarin dan
Rusia.
Dia menjabat sebagai petugas jaringan para
agen di Badan Intelijen Pertahanan dan pada saat bersamaan aktif di
militer pada 2000-2006. Dia kemudian meneruskan jalur karirnya sebagai
karyawan sipil dan sebagai pegawai kontrak.
Hansen
juga memegang akses terhadap rahasia tinggi negara selama
bertahun-tahun. Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa di antara
tahun 2013 sampai 2017, Hansen terbang pulang pergi ke Cina untuk
menghadiri berbagai macam konferensi sekaligus memberikan informasi yang
didapatnya kepada badan intelijen Cina.
Dia dibayar
melalui transfer, uang tunai, dan kartu kredit. Dia juga diduga
melanggar hukum karena menjual teknologi yang tidak boleh diekspor.
"Tindakannya adalah pengkhianatan terhadap keamanan negara dan rakyat
Amerika," kata John Demers, kepala Divisi Keamanan Nasional Departemen
Kehakiman Amerika Serikat.
Menurut catatan
pengadilan, FBI mulai menginvestigasi Hansen mulai pada 2014 tanpa
diketahui oleh tersangka. Dia bahkan sembilan kali berpartisipasi dalam
pertemuan sukarela dengan FBI. Dalam pertemuan itu, Hansen mengatakan
kepada FBI bahwa Cina berupaya merekrut dirinya.