Tragedi Tiananmen menjadi pertentangan Cina dengan barat, termasuk dengan Taiwan
CB,
BEIJING -- Cina memperingatkan Presiden Taiwan atas pernyataan tidak
bertanggung jawab tentang protes Tiananmen 1989. Cina mengatakan Taiwan
harus berhenti membicarakan tentang hal yang sama, setelah dia meminta
Cina menyambut demokrasi.
Pemerintah Cina mengirim
tank untuk memadamkan protes 4 Juni 1989 di sekitar Lapangan Tiananmen
Beijing, dan tidak pernah merilis korban tewas. Perkiraan dari kelompok
hak asasi manusia dan saksi berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa
ribu korban.
Tindakan keras Tiananmen merupakan hal yang tabu di Cina, dan
29 tahun kemudian tetap menjadi titik pertentangan antara Cina dan
banyak negara Barat, serta antara Cina dan Taiwan yang demokratis dan
berpemerintahan sendiri, yang diklaim Cina sebagai wilayah miliknya.
Presiden
Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada Senin bahwa jika Cina dapat
menghadapi apa yang telah terjadi, pihaknya dapat menjadi landasan bagi
transformasi demokrasi Cina sendiri, dan bahwa dia berharap suatu hari
rakyat Cina akan bebas untuk membaca sendiri pesannya, yang ditulis pada
"Facebook" yang diblokir di Cina.
Dalam pernyataan
panjangnya, Kantor Urusan Taiwan yang membuat kebijakan Cina mengatakan
bahwa ketika berbicara tentang pembangunan sosial dan ekonomi Cina,
orang-orang di Cina daratan memiliki hak untuk berbicara.
"Pemimpin
otoritas Partai Progresif Demokratik (PDD) dan Partai Progresif
Demokratik sendiri tidak memiliki kualifikasi untuk membuat pernyataan
yang tidak bertanggung jawab," demikian dalam pernyataan itu, merujuk
pada partai penguasa Taiwan yang dipimpin Tsai.
Keberhasilan
Cina melalui kesulitan adalah karena kepemimpinan Partai Komunis, dan
prestasi negara telah menimbulkan kebanggaan besar bagi orang-orang Cina
di seluruh dunia, termasuk di Taiwan, tambahnya.
Taiwan,
sebaliknya, telah mengalami stagnansi sejak Tsai berkuasa dan mendorong
agenda separatis serta konfrontasi dengan Cina, dengan perusahaan dan
orang-orang muda yang berangkat ke Cina untuk mencari peluang menolak
mereka di tanah air, demikian pernyataan kantor tersebut. "Satu pihak
telah mengamuk," tambahnya.
DPP terus menerus membicarakan tentang hal yang sama tahun demi tahun, menurut kantor itu. "Mereka kehabisan trik," ujarnya.
Permusuhan
Cina terhadap Tsai telah meningkat sejak dia memenangi pemilihan umum
pada 2016, karena Cina khawatir dia ingin mendorong kemerdekaan resmi
pulau itu, yang ditolak oleh Beijing. Tsai mengatakan dia ingin
mempertahankan keberadaan neagra, tetapi akan membela keamanan Taiwan
dan demokrasi yang susah payah dimenangkannya.
Dalam
pesannya pada Senin, Tsai membidik otokrasi Cina, yang berbeda dengan
cara-cara bebas Taiwan. "Di Taiwan, kami tidak memiliki kata-kata
sensitif, atau menyensor internet. Ini adalah cara hidup kita,"
tulisnya.