Rabu, 06 Juni 2018

Cina Peringatkan Taiwan Soal Pernyataan Tentang Tiananmen


Tragedi di Lapangan Tiananment, Cina, 1989, adalah sala satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Cina.
Tragedi di Lapangan Tiananment, Cina, 1989, adalah sala satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Cina.
Foto: AP

Tragedi Tiananmen menjadi pertentangan Cina dengan barat, termasuk dengan Taiwan



CB, BEIJING -- Cina memperingatkan Presiden Taiwan atas pernyataan tidak bertanggung jawab tentang protes Tiananmen 1989. Cina mengatakan Taiwan harus berhenti membicarakan tentang hal yang sama, setelah dia meminta Cina menyambut demokrasi.


Pemerintah Cina mengirim tank untuk memadamkan protes 4 Juni 1989 di sekitar Lapangan Tiananmen Beijing, dan tidak pernah merilis korban tewas. Perkiraan dari kelompok hak asasi manusia dan saksi berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu korban.

Tindakan keras Tiananmen merupakan hal yang tabu di Cina, dan 29 tahun kemudian tetap menjadi titik pertentangan antara Cina dan banyak negara Barat, serta antara Cina dan Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri, yang diklaim Cina sebagai wilayah miliknya.


Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada Senin bahwa jika Cina dapat menghadapi apa yang telah terjadi, pihaknya dapat menjadi landasan bagi transformasi demokrasi Cina sendiri, dan bahwa dia berharap suatu hari rakyat Cina akan bebas untuk membaca sendiri pesannya, yang ditulis pada "Facebook" yang diblokir di Cina.


Dalam pernyataan panjangnya, Kantor Urusan Taiwan yang membuat kebijakan Cina mengatakan bahwa ketika berbicara tentang pembangunan sosial dan ekonomi Cina, orang-orang di Cina daratan memiliki hak untuk berbicara.


"Pemimpin otoritas Partai Progresif Demokratik (PDD) dan Partai Progresif Demokratik sendiri tidak memiliki kualifikasi untuk membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab," demikian dalam pernyataan itu, merujuk pada partai penguasa Taiwan yang dipimpin Tsai.


Keberhasilan Cina melalui kesulitan adalah karena kepemimpinan Partai Komunis, dan prestasi negara telah menimbulkan kebanggaan besar bagi orang-orang Cina di seluruh dunia, termasuk di Taiwan, tambahnya.


Taiwan, sebaliknya, telah mengalami stagnansi sejak Tsai berkuasa dan mendorong agenda separatis serta konfrontasi dengan Cina, dengan perusahaan dan orang-orang muda yang berangkat ke Cina untuk mencari peluang menolak mereka di tanah air, demikian pernyataan kantor tersebut. "Satu pihak telah mengamuk," tambahnya.


DPP terus menerus membicarakan tentang hal yang sama tahun demi tahun, menurut kantor itu. "Mereka kehabisan trik," ujarnya.


Permusuhan Cina terhadap Tsai telah meningkat sejak dia memenangi pemilihan umum pada 2016, karena Cina khawatir dia ingin mendorong kemerdekaan resmi pulau itu, yang ditolak oleh Beijing. Tsai mengatakan dia ingin mempertahankan keberadaan neagra, tetapi akan membela keamanan Taiwan dan demokrasi yang susah payah dimenangkannya.


Dalam pesannya pada Senin, Tsai membidik otokrasi Cina, yang berbeda dengan cara-cara bebas Taiwan. "Di Taiwan, kami tidak memiliki kata-kata sensitif, atau menyensor internet. Ini adalah cara hidup kita," tulisnya.






Credit  republika.co.id