AS dan Korsel mengisyaratkan tak melibatkan Cina dalam deklarasi damai dua Korea.
CB, BEIJING -- Tabloid milik negara Cina,
Global Times
mengeluarkan sebuah editorial untuk pekan ini yang mengomentari
hubungan antara Korea Utara (Korut), Korea Selatan (Korsel), dan Amerika
Serikat (AS) baru-baru ini. Dengan mengutip seorang pengamat,
disebutkan bahwa efektivitas deklarasi yang mengakhiri perang Korea
tanpa Beijing lemah. Hal itu mengingat kepentingan geopolitik Beijing
atas kawasan itu.
Washington dan Seoul memberi
sinyal berakhirnya perang secara resmi dalam agenda pertemuan yang akan
datang. Pertemuan tersebut tidak melibatkan Cina. Presiden AS Donald
Trump mengatakan pembicaraan dengan Kim Jong-un dapat mengakhiri perang
Korea secara resmi.
Global Times berpendapat bahwa keterlibatan Cina
diperlukan untuk memastikan setiap kesepakatan untuk mengakhiri secara
formal konflik tidak dapat dibatalkan.
"Perjanjian akhir perang tanpa partisipasi Cina tidak sah," kata editorial yang dikutip
South China Morning Post,
Rabu (6/6). "Jika Washington, Seoul, dan Pyongyang menandatangani
deklarasi untuk mengakhiri perang, itu akan menjadi hal yang baik...
tetapi deklarasi semacam itu tidak dapat secara hukum terkait dengan
Perjanjian Gencatan Senjata Korea."
Akan tetapi,
editorial tersebut menilai Cina akan tetap terlibat dalam deklarasi
berakhirnya perang Korea. "Apakah Cina ditendang keluar dari deklarasi
akhir perang?... (Cina) selalu menjadi pemain kunci," ujarnya.
Editorial
bernada keras tersebut muncul sebelum pertemuan tinggi Presiden AS
Donald Trump dengan pemimpin Korut Kim Jong-un di Singapura pada 12
Juni.
Trump pekan lalu menambah kekhawatiran Beijing ketika dia
mengatakan ada kemungkinan kesepakatan untuk secara resmi mengakhiri
perang Korea dapat dicapai di KTT dengan Korut. Gencatan senjata 1953
ditandatangani oleh AS, Cina, dan Korut menangguhkan permusuhan di
semenanjung Korea. Oleh karena itu, dua Korea secara teknis masih
berperang hingga kini.