Selasa, 05 Juni 2018

AS Pertimbangkan Kirim Kapal Perang Melintasi Selat Taiwan


AS Pertimbangkan Kirim Kapal Perang Melintasi Selat Taiwan
Kapal induk Amerika Serikat, USS Ronald Reagan. Foto/ABC


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan mengirim kapal perangnya melintasi Selat Taiwan. Gagasan ini muncul di saat ketegangan antara Beijing dan Washington sedang memanas.

Kehadiran kapal perang AS, jika itu terjadi, bisa dilihat di pihak Taiwan sebagai tanda dukungan baru dari Presiden Donald Trump. Ide AS untuk mengirim kapal perangnya melintasi Selat Taiwan muncul setelah China gencar melakukan latihan perang di sekitar wilayah kepulauan tersebut.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Beijing telah mengancam mengambil langkah militer jika Taipei nekat mendeklarasikan kemerdekaan secara resmi.

Washington sejatinya pernah mengirim kapal induk ke Selat Taiwan pada tahun 2007, yakni di era pemerintahan George W Bush.

Trump, yang melanggar protokol sebagai presiden terpilih dengan menerima telepon dari presiden Taiwan pada tahun 2016, telah melunakkan retorikanya tentang Taiwan dalam beberapa bulan terakhir. Langkah Trump itu dilakukan karena dia sedang mencari bantuan China untuk menyelesaikan krisis nuklir Korea Utara.

AS dan China juga berusaha mencari jalan keluar dari sengketa perdagangan besar, di mana dua kekuatan ekonomi dunia tersebut telah saling ancam menaikkan tarif impor.

Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Washington telah memeriksa rencana untuk mengirim sebuah kapal induk yang melintas Selat Taiwan satu kali pada tahun ini. Tapi, rencana itu tidak dijalankan, diduga karena khawatir akan mengganggu China.

China sendiri telah mengkhawatirkan Taiwan yang ingin memerdekakan diri secara resmi. Beijing telah meningkatkan latihan militer sepanjang tahun ini, termasuk menerbangkan pesawat pembom dan pesawat militer lainnya di sekitar Taiwan serta mengirim kapal induknya melalui Selat Taiwan.

"Mereka menyalakan panas," kata seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim untuk menggambarkan pandangan AS tentang kegiatan China di sekitar Taiwan, yang dilansir Selasa (5/6/2018).

Penjualan Senjata
Sejak menjabat, Trump telah menyetujui penjualan senjata senilai USD1,4 miliar ke Taiwan. Kebijakan Washington ini tentu membuat Beijing marah.

Trump juga menunjuk John Bolton, yang dikenal sebagai pendukung kuat Taiwan, sebagai penasihat keamanan nasionalnya.

Rupert Hammond-Chambers di asosiasi perdagangan Dewan Bisnis Taiwan-AS mengatakan akan lebih baik untuk memperlakukan Taiwan seperti mitra keamanan reguler.

"Kami mendapat kesulitan ketika kami memperlakukan Taiwan secara berbeda, ketika membuka pintu bagi proses politisasi (penjualan senjata)," kata Hammond-Chambers.





Credit  sindonews.com