MOSKOW
- Rusia mewanti-wanti Amerika Serikat (AS) terkait rencana mereka
mundur dari kesepakatan nuklir Iran. Moskow menyebut penarikan mundur AS
dari kesepakatan nuklir Iran akan memiliki konsekuensi yang berbahaya.
"Akan ada konsekuensi berbahaya yang tak terhindarkan terhadap tindakan apa pun terhadap pemutusan perjanjian ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dalam sebuah pernyataan pada Selasa (8/5).
Pernyataan Peskov ini muncul hanya beberapa jam jelang Presiden AS, Donald Trump mengumumkan keputusan mengenai nasib AS di kesepakatan tersebut. Trump rencananya akan mengumumkan hal itu pada Selasa siang waktu Washington, atau Selasa malam waktu Indonesia barat.
Sementara itu, hak senada juga disampaikan oleh Prancis. Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly menyatakan, pelemahan kesepakatan nuklir Iran dapat menciptakan guncangan baru di kawasan Timur Tengah, yang saat ini sudah dipenuhi oleh konflik.
Parly, dalan sebuah wawancara dengan radio Prancis, RTL, menyatakan bahwa kesepakatan itu tidak sempurna, tetapi berhasil menghentikan Iran untuk mengembangkan senjara nuklir dan orang-orang Iran telah menghormati perjanjian tersebut.
"Kesepakatan yang dicapai di Wina pada tahun 2015 ini tidak sempurna, tetapi memungkinkan penangguhan program tenaga nuklir Iran dan melemahkannya akan menjadi menyebabkan guncangan baru di wilayah yang sudah panas," kata Parly.
"Akan ada konsekuensi berbahaya yang tak terhindarkan terhadap tindakan apa pun terhadap pemutusan perjanjian ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dalam sebuah pernyataan pada Selasa (8/5).
Pernyataan Peskov ini muncul hanya beberapa jam jelang Presiden AS, Donald Trump mengumumkan keputusan mengenai nasib AS di kesepakatan tersebut. Trump rencananya akan mengumumkan hal itu pada Selasa siang waktu Washington, atau Selasa malam waktu Indonesia barat.
Sementara itu, hak senada juga disampaikan oleh Prancis. Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly menyatakan, pelemahan kesepakatan nuklir Iran dapat menciptakan guncangan baru di kawasan Timur Tengah, yang saat ini sudah dipenuhi oleh konflik.
Parly, dalan sebuah wawancara dengan radio Prancis, RTL, menyatakan bahwa kesepakatan itu tidak sempurna, tetapi berhasil menghentikan Iran untuk mengembangkan senjara nuklir dan orang-orang Iran telah menghormati perjanjian tersebut.
"Kesepakatan yang dicapai di Wina pada tahun 2015 ini tidak sempurna, tetapi memungkinkan penangguhan program tenaga nuklir Iran dan melemahkannya akan menjadi menyebabkan guncangan baru di wilayah yang sudah panas," kata Parly.
Credit sindonews.com