Jumat, 11 Mei 2018

Iran-Israel Saling Serang di Suriah, Ini Reaksi Para Pemimpin Dunia


Iran-Israel Saling Serang di Suriah, Ini Reaksi Para Pemimpin Dunia
Wilayah Daraa, Suriah, saat dihujani rudal-rudal Israel, Kamis (10/5/2018) dini hari. Foto/REUTERS/Alaa al-Faqir


NEW YORK - Para pemimpin dunia bereaksi setelah Iran dan Israel mulai saling serang dengan Suriah sebagai medan tempur. Kebanyakan dari mereka menyerukan kedua pihak menghindari eskalasi lebih lanjut, namun tak sedikit dari mereka membela tindakan Tel Aviv sebagai pembelaan diri.

Israel telah menyatakan, serangan puluhan rudal dari jet-jet tempurnya di sekitar Damaskus pada Kamis dini hari adalah pembalasan atas tembakan 20 roket Iran di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang diduduki Israel.

Teheran sendiri tidak pernah berkomentar tentang tembakan 20 roket yang dituduhkan Tel Aviv tersebut. Konflik ini pecah setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Selasa mengumumkan penarikan diri Washington dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015, sebuah keputusan yang telah lama didambakan Israel.

Berikut reaksi para pemimpin dunia atas aksi saling serang Iran dan Israel di wilayah Suriah;

Sekjen PBB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menghimbau agar semua pihak yang bertikai menghentikan semua tindakan bermusuhan. Dia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk tetap aktif menyadari situasi."Dan memikul tanggung jawabnya di bawah Piagam PBB," katanya dalam sebuah pernyataan.

Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga meminta kedua pihak mengekang diri. "Serangan Israel adalah perkembangan yang sangat mengkhawatirkan," ujarnya.

Dia meminta Israel dan Iran untuk menghindari memprovokasi satu sama lain. "Semua masalah harus diselesaikan melalui dialog," paparnya.

Baik Rusia dan Iran telah melakukan intervensi di Suriah yang dilanda perang untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad.

Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis bahwa Iran telah "melintasi garis merah". Menurutnya, pemboman oleh militer Irsael terhadap basis-basis militer Iran di Suriah adalah konsekuensi.

Iran
Presiden Iran Hassaan Rouhani mengaku bahwa negaranya tidak ingin memunculkan ketegangan baru di Timur Tengah. Komitmen itu disampaikan saat berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.

"Iran selalu berusaha mengurangi ketegangan di kawasan itu, berusaha memperkuat keamanan dan stabilitas," kata Rouhani kepada Merkel melalui telepon, seperti dilansir di situs kepresidenan Iran, Jumat (11/5/2018).

Amerika Serikat
Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan, mengutuk "serangan provokatif" Iran. Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan bahwa Iran telah mengerahkan roket ofensif dan sistem rudal ke Suriah yang ditujukan untuk Israel.

"Penyebaran itu adalah perkembangan yang tidak dapat diterima dan sangat berbahaya bagi seluruh Timur Tengah," katanya. 



Ketiga negara Eropa ini bersikap sama dengan AS, yakni mengecam serangan roket yang mereka sebut berasal dari Iran. Prancis menegaskan kembali dukungan tak tergoyahkan bagi keamanan Israel.

Kanselir Merkel dan Presiden Perancis Emmanuel Macron, setelah pertemuan di Aachen, Jerman pada hari Kamis, menyerukan de-eskalasi di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan Iran harus menahan diri dari tindakan lebih lanjut yang hanya akan menyebabkan ketidakstabilan yang meningkat.

Bahrain
Sementara itu, sebuah sikap langka bagi negara Arab disuarakan Bahrain yang blakblakan mendukung hak Israel untuk "membela diri".

Menteri Luar Negeri Khalid bin Ahmed Al Khalifa menulis di Twitter bahwa selama Iran menggunakan kekuatan dan misilnya untuk mencoba dan mengguncang kawasan itu, maka itu adalah hak dari negara manapun di kawasan itu, termasuk Israel, untuk mempertahankan diri dengan menghancurkan sumber-sumber bahaya.

Bahrain adalah sekutu dekat Arab Saudi dan kebijakan luar negeri kedua negara menyatakan bahwa Teheran sebagai ancaman utama di Timur Tengah.




Credit  sindonews.com