Beberapa bayi memperoleh penanganan medis setelah terpapar gas beracun di Desa Shifunieh, Ghouta Timur, Suriah
Foto: Mohammed Badra/EPA-EFE
Douma jadi wilayah terakhir yang dikuasai oposisi di Suriah timur
CB,
JAKARTA -- Serangan gas beracun terjadi di Douma, salah satu wilayah di
Ghouta Timur, Suriah, Sabtu (7/4). Setidaknya 70 orang dilaporkan tewas
dalam kejadian ini, menurut laporan dari petugas medis.
Diperkirakan
jumlah korban akan terus meningkat. Sebelumnya, kelompok sukarelawan
medis bernama White Helmets mengatakan serangan gas beracun membuat
sekitar 150 orang tewas, seiring penemuan jenazah di Douma.
Douma menjadi wilayah terakhir yang dikuasai oleh kelompok
oposisi di Ghouta Timur. Tak sedikit yang menyakini bahwa serangan gas
beracun kali ini diluncurkan oleh Pemerintah Suriah bersama dengan
Rusia.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS)
mengatakan telah memantau laporan yang menyebutkan bahwa rezim
Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar Al Assad harus
bertanggung jawab. Selama ini, sejumlah serangan yang melibatkan gas
kimia dan beracun kerap dialamtkan terhadap pasukan pemerintah yang
bekerjasama dengan Rusia.
Rusia pada akhirnya
memikul tanggung jawab atas serangan brutal di Suriah yang tak terhitung
jumlahnya dengan menggunakan senjata kimia, ujar pernyataan Departemen
Luar Negeri AS, dilansir
BBC, Ahad (8/4).
Laporan
dari salah satu media pro oposisi Suriah menyebutkan serangan gas
beracun di Douma telah membuat lebih dari seribu orang terkena dampak
kesehatan. Diduga gas beracun diluncurkan dengan menggunakan bom barel
yang dijatuhkan dari atas helikopter. Gas tersebut diyakini sebagai
sarin, salah satu agen saraf beracun.
Credit
republika.co.id