Sabtu, 28 April 2018

Jet-jet Tempur Korsel Cegat Pesawat Mata-mata China


Jet-jet Tempur Korsel Cegat Pesawat Mata-mata China
Pesawat jet tempur F-15K Korea Selatan. Jet-jet tempur Korea Selatan mencegat pesawat mata-mata China yang dituduh menerobos wilayah udara Seoul. Foto/Yonhap

SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel), pada Sabtu (28/4/2018), mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan beberapa jet tempur untuk mencegat sebuah pesawat mata-mata China. Pesawat Beijing diintersepsi karena telah memasuki wilayah pertahanan udara Korea Selatan.

Pelanggaran oleh pesawat China ini terjadi kurang dari dua bulan setelah Seoul secara resmi mengajukan protes atas "serangan" lain di wilayah udaranya.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, mengatakan bahwa pesawat Beijing yang diintersepsi diyakini sebagai pesawat pengintai militer. Pesawat tersebut menghabiskan hampir empat jam di Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea.

Insiden ini merupakan pelanggaran yang ketiga sepanjang tahun ini. Korea Selatan telah memanggil Duta Besar China di Seoul pada bulan Februari untuk menyampaikan protes secara resmi.

Kementerian Pertahanan China tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar yang diajukan wartawan pada hari Sabtu.

Kementerian Luar Negeri di Beijing pada Februari lalu mengatakan bahwa penerbangan yang diprotes Seoul sepenuhnya sejalan dengan hukum dan praktik internasional."Bahwa zona identifikasi pertahanan udara bukanlah ruang udara teritorial," kata kementerian tersebut saat itu.

Aktivitas Angkatan Udara China semakin jauh dari pantai negara itu, termasuk misi terbang ke Pasifik Barat yang sering melewati sebuah rantai pulau Jepang selatan dan kawasan sekitar Taiwan.

China berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak memiliki niat bermusuhan. Namun militer Beijing telah menggelar latihan tempur di dekat Taiwan dengan tujuan  mengirim pesan ke Taipei bahwa ada konsekuensi jika mencoba untuk mendorong kemerdekaan secara resmi. China tidak mengakui Taiwan sebagai negara dan tetap menganggap sebagai provinsinya yang membangkang.


Credit  sindonews.com