Sabtu, 28 April 2018

Menlu Anyar AS Pompeo Tekan Turki karena Beli S-400 Rusia




Menlu Anyar AS Pompeo Tekan Turki karena Beli S-400 Rusia
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) yang baru, Michael Pompeo. Foto/REUTERS/Leah Millis/File Photo


BRUSSELS - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) yang baru, Michael Pompeo menekan Turki karena telah membuat kesepakatan dengan Rusia untuk pembelian sistem rudal pertahanan S-400 Moskow.

Michael atau kerap disapa Mike Pompeo mengatakan kepada Menlu Turki Mevlut Cavusoglu bahwa Washington sangat prihatin atas keputusan Ankara soal pembelian baterai S-400. Menurutnya, sistem anti-rudal Moskow itu tidak kompatibel dengan pertahanan NATO.

"Menteri itu menggarisbawahi keseriusan masalah AS...jika mereka (Turki) melanjutkannya," kata seorang pejabat senior AS setelah pertemuan antara Pompeo dan Cavusoglu di sela-sela sesi Menlu negara-negara NATO.

"Dia meminta Cavusoglu untuk mempertimbangkan dengan seksama sistem interoperable NATO," imbuh pejabat Washington yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip Reuters, Sabtu (28/4/2018).

Beberapa jam setelah konfirmasi sebagai Menlu barunya Donald Trump, Pompeo menuju Brussels untuk berpartisipasi dalam pertemuan NATO. Pertemuan ini fokus pada potensi agresi Rusia dan cara-cara untuk memperkuat aliansi.

Selama pertemuan itu Pompeo juga menyuarakan keprihatinan tentang penahanan pastor AS Andrew Brunson sejak Desember 2016 dan warga Amerika lainnya oleh Turki.

Turki telah menandatangani kesepakatan dengan Rusia untuk pembelian sistem rudal pertahanan S-400, yang dilaporkan bernilai USD2,5 miliar, pada akhir Desember lalu. Keputusan Ankara itu sebagai bagian dari rencananya untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya di tengah ancaman dari militan Kurdi dan kelompok militan lain di dalam negeri dan konflik di dekat perbatasan Suriah dan Irak.

Sementara itu, Cavusoglu mengatakan kepada penyiar berita Turki setelah pertemuan tersebut bahwa kesepakatan pembelian S-400 Rusia sudah final. Namun, kata dia, Ankara tetap terbuka untuk membeli sistem pertahanan lain dari sekutu NATO-nya.

"Kami telah menyelesaikan proses (pembelian) S-400. Itu adalah kesepakatan yang dilakukan, ”katanya. “Tetapi kami membutuhkan lebih banyak pertahanan udara. Kita bisa mendiskusikan apa yang bisa kita lakukan untuk pembelian lebih lanjut," imbuh diplomat top Ankara ini.

Sistem S-400 Rusia yang dibeli Turki telah membuat negara-negara anggota NATO merasa ngeri karena berisiko pada peralatan tempur NATO.

Para pejabat NATO sebelumnya telah memperingatkan Turki tentang konsekuensi yang tidak ditentukan karena membeli S-400 Moskow. Namun, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan hubungan dengan NATO tetap kuat.


Pada hari Kamis, tiga senator AS memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) untuk memblokir transfer F-35 Joint Strike Fighter Lockheed Martin ke Turki. Alasannya, pemerintah Erdogan bertindak sembrono Erdogan dan mengabaikan aturan hukum.


Turki berencana membeli lebih dari 100 unit pesawat jet tempur siluman generasi kelima F-35. Namun, AS jauh hari sudah mengancam tidak akan menyerahkannya ke Ankara meski terlibat dalam proyek jet siluman NATO tersebut, karena Turki membeli S-400 Rusia.

RUU yang diusulkan ketiga senator AS tak hanya akan membatasi transfer F-35 ke Turki, tapi juga membatasi Ankara untuk menerima kekayaan intelektual atau data teknis yang diperlukan untuk mempertahankan dan mendukung jet-jet tempur buatan AS.





Credit   sindonews.com