Senin, 05 Februari 2018

Waswas Senjata Rusia, Dalih AS Ekspansi Kemampuan Nuklirnya


Waswas Senjata Rusia, Dalih AS Ekspansi Kemampuan Nuklirnya
Rudal balistik antarbenua berhulu ledak nuklir Amerika Serikat di Pangkalan Angkatan Udara Malstrom, Montana. Foto/REUTERS/USAF/Airman John Parie


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan ekspansi atau memperluas kemampuan senjata nuklirnya lantaran waswas dengan senjata nuklir taktis Rusia. Dalih Washington itu terungkap dalam dokumen Nuclear Posture Review (NPR) yang resmi dirilis hari Jumat waktu setempat.

Alasan dan langkah ekspansi kemampuan senjata nuklir Pentagon tersebut menuai kritikan sejumlah pakar karena dapat meningkatkan risiko salah perhitungan antara kedua negara.

Doktrin tentang pengembangan senjata mematikan Washington itu menjadi tanda dari sikap keras pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menghadapi tantangan dari Rusia. Uniknya, pada saat yang sama Trump mendorong hubungan yang lebih baik dengan Moskow untuk “menjinakkan” senjata nuklir Korea Utara (Korut).

Dengan fokus pada Rusia, AS terkesan telah menggeser prioritas dari perang melawan militan Islam State atau ISIS ke persaingan kekuatan besar dengan Moskow. China juga jadi kekuatan besar yang diperhitungkan Washington.

”Strategi kami akan memastikan bahwa Rusia memahami bahwa penggunaan senjata nuklir, entah itu secara terbatas, tidak dapat diterima,” bunyi dokumen NPR, yang dikutip Reuters, Sabtu (3/2/2018).

Seorang pejabat AS menyatakan alasan untuk ekspansi kemampuan senjata nuklir yang baru adalah untuk mencegah Rusia menggunakan senjata nuklir. Selain itu, kemampuan senjata nuklir Washington masih dalam taraf rendah.

Meski kemampuannya rendah, namun masih bisa menghancurkan dan memiliki kekuatan kurang dari 20 kiloton. Sekadar diketahui, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, saat Perang Dunia II memiliki daya ledak yang hampir sama.

Apapun argumen AS untuk ekspansi senjata mengerikan itu tetap saja sangat berpotensi menimbulkan bencana, dan mustahil akan berfungsi sebagai pencegah yang efektif seperti yang diklaim selama ini.

Dokumen Pentagon, yang sebagian besar sesuai dengan review sebelumnya di tahun 2010, mengatakan bahwa AS akan memodifikasi sejumlah rudal balistik yang diluncurkan dengan kapal selam. Dalam jangka panjang, militer AS juga akan mengembangkan rudal jelajah baru yang dilengkapi senjata nuklir.

Menurut beberapa pejabat, meski keputusan itu belum dieksekusi secara resmi, pengembangan rudal jelajah baru yang dilengkapi senjata nuklir akan memakan waktu hingga satu dekade.

Greg Weaver, wakil direktur kemampuan strategis di Pentagon, mengatakan bahwa Amerika Serikat bersedia membatasi pengembangan rudal tersebut. “Jika Rusia akan memperbaiki ketidakseimbangan dalam kekuatan nuklir non-strategis,” katanya.

Weaver mengatakan tugas yang paling sulit bagi mereka yang bekerja dalam review tersebut adalah mencoba untuk mengatasi kesenjangan antara senjata nuklir non-strategis Rusia dan Amerika.

Menurut Pentagon, Rusia memiliki persediaan 2.000 senjata nuklir non-strategis. Sedangkan AS memiliki beberapa ratus senjata nuklir aktif dengan kekuatan yang lebih rendah yang ditempatkan di Eropa. 

Departemen Luar Negeri AS mengaku telah memberi tahu pejabat Rusia dan China mengenai NPR tersebut.



Credit  sindonews.com