Senin, 05 Februari 2018

Kutuk Rencana Bom Nuklir AS, Rusia Siap Ambil Tindakan


Kutuk Rencana Bom Nuklir AS, Rusia Siap Ambil Tindakan
Rusia mengecam rencana bom nuklir AS dan siap mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk melindungi diri. Foto/Ilustrasi/Istimewa


MOSKOW - Rusia mengecam proposal militer Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan bom atom baru yang lebih kecil terutama untuk mencegah penggunaan senjata nuklir Moskow. Menteri Luar Negeri Rusia menyebut langkah tersebut konfrontatif dan menyatakan kekecewaan yang mendalam.

Usulan tersebut berasal dari kekhawatiran bahwa Rusia mungkin melihat senjata nuklir AS saat ini terlalu besar untuk digunakan. Ini bisa berarti, menurut militer AS, bahwa senjata tersebut tidak lagi merupakan penghalang yang efektif.

Kementerian luar negeri Rusia menuduh AS melakukan pelanggaran dalam pernyataannya, yang dikeluarkan kurang dari 24 jam setelah proposal AS dipublikasikan.

Pemikiran terbaru terungkap dalam sebuah pernyataan kebijakan Pentagon yang dikenal dengan Nuclear Posture Review (NPR) atau tinjauan postur nuklir.

Rusia mengatakan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan keamanannya.

"Saat pertama kali membacanya, sifat konfrontasi dan anti-Rusia dari dokumen sudah sangat jelas," kata pernyataan tersebut seperti dikutip dari BBC, Sabtu (3/2/2018).

Dalam dokumen tersebut dikatakan bahwa militer AS khawatir dengan senjata nuklir yang sudah usang dan ancaman potensial dari negera-negara seperti China, Korea Utara (Korut), dan Iran.

Tapi kekhawatiran utama AS adalah soal persepsi Rusia. Dokumen tersebut mengatakan bahwa senjata nuklir yang lebih kecil - dengan berat kurang dari 20 kiloton - akan menantang asumsi bahwa senjata AS terlalu besar untuk dijadikan pencegah yang kredibel.

Bom-bom tersebut akan memiliki kekuatan ledakan yang sama dengan yang dijatuhkan di kota Nagasaki di Jepang pada akhir Perang Dunia Kedua, menewaskan lebih dari 70.000 orang.

"Strategi kami akan memastikan Rusia memahami bahwa penggunaan senjata nuklir, meskipun terbatas, tidak dapat diterima," dokumen tersebut mengatakan.

Senjata nuklir taktis yang diusulkan tidak akan meningkatkan persenjataan Amerika, yang sudah cukup banyak, namun akan menggantikan hulu ledak yang ada.

Kritikus menanggapi dokumen tersebut dengan menuduh pemerintah Trump menantang semangat kesepakatan non-proliferasi. 




Credit  sindonews.com