ANKARA
- Turki berencana untuk mengerahkan angkatan udara (AU) dan angkatan
laut (AL) militernya ke Qatar. Rencana ini muncul setelah Ankara
mengerahkan banyak tentara darat ke negara tersebut.
Rencana itu diungkap Duta Besar Turki untuk Qatar Fikret Ozer. Meski demikian, diplomat Ankara itu menolak menyebutkan waktu pengerahan AU dan AL Turki.
”Menurut kesepakatan yang ditandatangani antara Qatar dan Turki pada 2014, semua pasukan darat, udara, dan angkatan laut akan dikirim ke Qatar,” katanya kepada wartawan di Doha pada hari Rabu.
“Ankara dan Doha akan menentukan batas waktu pembangunan infrastruktur yang diperlukan dan kapan pasukan ini akan dikirim melalui perundingan,” ujar Ozer.
Penyebaran pasukan yang direncanakan merupakan bagian dari kesepakatan yang mencakup pembangunan kamp militer Turki di Qatar.
Pasukan pertama tentara Turki tiba di pangkalan militer Tariq Bin Ziyad pada tahun 2015. Kamp yang terletak di selatan Doha tersebut merupakan instalasi pertama Turki di Timur Tengah dan dapat menampung 5.000 tentara.
Ozer juga menolak untuk mengungkapkan jumlah pasukan Turki yang saat ini ditempatkan di Qatar.
”Informasi itu akan diungkapkan jika saudara Qatar kami setuju untuk membagikannya,” katanya. ”Kami adalah tamu di sini, mereka adalah tuan rumah,” ujarnya, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (1/2/2018).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjadi pendukung utama Doha sejak Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni 2017.
Keempat negara Arab tersebut menuduh Doha mendukung terorisme dan menjalin hubungan dengan rival regional mereka, Iran. Qatar membantah tudingan tersebut.
Tak lama setelah krisis diplomatik pecah, parlemen Turki dengan cepat mengejar kesepakatan Qatar-Turki yang memungkinkan militer Turki melatih pasukan keamanan Qatar.
Ankara juga telah berusaha menengahi konflik antarnegara Teluk Arab itu untuk menemukan solusi.
Rencana itu diungkap Duta Besar Turki untuk Qatar Fikret Ozer. Meski demikian, diplomat Ankara itu menolak menyebutkan waktu pengerahan AU dan AL Turki.
”Menurut kesepakatan yang ditandatangani antara Qatar dan Turki pada 2014, semua pasukan darat, udara, dan angkatan laut akan dikirim ke Qatar,” katanya kepada wartawan di Doha pada hari Rabu.
“Ankara dan Doha akan menentukan batas waktu pembangunan infrastruktur yang diperlukan dan kapan pasukan ini akan dikirim melalui perundingan,” ujar Ozer.
Penyebaran pasukan yang direncanakan merupakan bagian dari kesepakatan yang mencakup pembangunan kamp militer Turki di Qatar.
Pasukan pertama tentara Turki tiba di pangkalan militer Tariq Bin Ziyad pada tahun 2015. Kamp yang terletak di selatan Doha tersebut merupakan instalasi pertama Turki di Timur Tengah dan dapat menampung 5.000 tentara.
Ozer juga menolak untuk mengungkapkan jumlah pasukan Turki yang saat ini ditempatkan di Qatar.
”Informasi itu akan diungkapkan jika saudara Qatar kami setuju untuk membagikannya,” katanya. ”Kami adalah tamu di sini, mereka adalah tuan rumah,” ujarnya, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (1/2/2018).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjadi pendukung utama Doha sejak Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni 2017.
Keempat negara Arab tersebut menuduh Doha mendukung terorisme dan menjalin hubungan dengan rival regional mereka, Iran. Qatar membantah tudingan tersebut.
Tak lama setelah krisis diplomatik pecah, parlemen Turki dengan cepat mengejar kesepakatan Qatar-Turki yang memungkinkan militer Turki melatih pasukan keamanan Qatar.
Ankara juga telah berusaha menengahi konflik antarnegara Teluk Arab itu untuk menemukan solusi.
Credit sindonews.com