Jembatan persahabatan di Sungai Yalu, perairan yang membatasi wilayah China dan Korea Utara. (AFP Photo/Nicolas Asfouri)
"Kami mengetahui bahwa otoritas China meminta warga negara Korsel di sana untuk dievakuasi karena kemungkinan serangan oleh Korut," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korsel, Kamis (12/10).
Imbauan China ini pertama kali diketahui pada Selasa (10/10), ketika sejumlah media lokal melaporkan, polisi Beijing memperingatkan sekitar 10 pebisnis dan pemuka agama Korsel di sekitar perbatasan untuk segera mengungsi karena ada kemungkinan serangan dari Korut.
Mereka menerima notifikasi itu pada hari raya Chuseok, di tengah meningkatnya ketegangan militer di Semenanjung Korea menjelang Kongres Partai Komunis China.
Setelah menerima peringatan itu, setidaknya lima orang sudah mengikuti evakuasi pada Rabu (11/10) sekitar pukul 07.00, sementara yang lain memilih mencari tempat bersembunyi sementara atau pulang ke Korsel.
Konsul Jenderal Korsel di Shenyang, Shin Bong-sup, mengaku terkejut dengan peringatan China tersebut karena sebelumnya, pihak berwenang Beijing tak pernah berkomunikasi langsung dengan warga Korsel terkait hal semacam ini.
"Sebelumnya, konsulat sudah menentukan langkah keamanan jika ada tanda serangan dari Korut. Ini merupakan kali pertama otoritas China mengambil langkah langsung," katanya, sebagaimana dikutip AsiaOne.
Seorang pejabat konsulat mengatakan bahwa sikap China ini dipicu oleh laporan intelijen yang mengindikasikan kemungkinan operasi rahasia Korut.
Dugaan ini muncul setelah seorang pembelot Korut dilaporkan hilang di Kota Yanji, China di dekat perbatasan dengan Korut.
Sebelumnya, pada 2016, seorang etnis Korea bernama Han Chung-ryeol diduga dibunuh oleh agen Korut. Han adalah seorang pastor Kristen yang selalu mendampingi pembangkan Korut di China.
Merujuk pada data pemerintah Korsel, ada sekitar 500 warga yang diculik oleh Korut sejak Perang Korea berakhir.
Namun selama satu dekade belakangan, agen Korut lebih membidik para pembelot dari negaranya, bukan orang yang lahir dan besar di Korsel.
Credit cnnindonesia.com