GAZA
- Faksi Hamas Palestina menunjuk Saleh al-Arouri menjadi wakil pemimpin
baru kelompok yang berkuasa di Jalur Gaza tersebut. Arouri merupakan
tokoh yang dibenci Israel karena dianggap memicu Perang Gaza 2014
setelah tiga kali mendalangi penculikan warga Israel.
Penunjukan Arouri sebagai orang nomor dua Hamas terjadi saat faksi tersebut berusaha untuk menutup “barisan” dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari faksi Fatah setelah perpecahan selama satu dasawarsa.
Israel sebelumnya mengatakan bahwa negaranya tidak akan menghidupkan kembali perundingan damai dengan Palestina kecuali Hamas mengakui haknya untuk eksis dan melucuti senjata.
The Palestinian Information Center, sebuah situs berita yang terkait dengan Hamas, mengatakan bahwa Arouri, yang lahir di Tepi Barat diasingkan oleh Israel pada tahun 2010 setelah mendekam lama di penjara. Dia telah sebagai wakil pemimpin kelompok Ismail Haniyeh.
"Dia (Arouri) sekarang adalah orang nomor 2 gerakan Hamas,” tulis situs tersebut yang dikutip Reuters, Jumat (6/10/2017). ”Dua puluh tiga tahun penahanan dan pengusiran tidak melemahkan tekad pemimpin Saleh al-Arouri, 51.”
Setelah tiga remaja Israel diculik dan dibunuh di Tepi Barat pada bulan Juni 2014, Arouri—yang kemudian muncul di Istanbul-–mengaku bertanggung jawab atas nama Hamas.
Sekelompok warga Israel menanggapi penculikan dan pembunuhan tiga remaja itu dengan membunuh seorang remaja Palestina asal Yerusalem. Tak lama setelah itu, Israel dan Hamas terlibat perang di Gaza yang menewaskan 2.100 orang Palestina. Dari pihak Israel, 67 tentara dan enam warga sipil tewas.
Sumber-sumber Hamas mengatakan, Arouri meninggalkan Turki pada akhir 2015 ke Qatar dan kemudian ke Libanon. Mereka menolak memberikan lokasinya untuk saat ini.
Penunjukan Arouri sebagai orang nomor dua Hamas terjadi saat faksi tersebut berusaha untuk menutup “barisan” dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari faksi Fatah setelah perpecahan selama satu dasawarsa.
Israel sebelumnya mengatakan bahwa negaranya tidak akan menghidupkan kembali perundingan damai dengan Palestina kecuali Hamas mengakui haknya untuk eksis dan melucuti senjata.
The Palestinian Information Center, sebuah situs berita yang terkait dengan Hamas, mengatakan bahwa Arouri, yang lahir di Tepi Barat diasingkan oleh Israel pada tahun 2010 setelah mendekam lama di penjara. Dia telah sebagai wakil pemimpin kelompok Ismail Haniyeh.
"Dia (Arouri) sekarang adalah orang nomor 2 gerakan Hamas,” tulis situs tersebut yang dikutip Reuters, Jumat (6/10/2017). ”Dua puluh tiga tahun penahanan dan pengusiran tidak melemahkan tekad pemimpin Saleh al-Arouri, 51.”
Setelah tiga remaja Israel diculik dan dibunuh di Tepi Barat pada bulan Juni 2014, Arouri—yang kemudian muncul di Istanbul-–mengaku bertanggung jawab atas nama Hamas.
Sekelompok warga Israel menanggapi penculikan dan pembunuhan tiga remaja itu dengan membunuh seorang remaja Palestina asal Yerusalem. Tak lama setelah itu, Israel dan Hamas terlibat perang di Gaza yang menewaskan 2.100 orang Palestina. Dari pihak Israel, 67 tentara dan enam warga sipil tewas.
Sumber-sumber Hamas mengatakan, Arouri meninggalkan Turki pada akhir 2015 ke Qatar dan kemudian ke Libanon. Mereka menolak memberikan lokasinya untuk saat ini.
Credit sindonews.com