Moskow (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud
akan mengunjungi Rusia pada Kamis menurut ajudan senior Kremlin, Yury
Ushakov, seperti dikutip kantor berita TASS.
"Kami sedang menantikan kunjungan Raja pada Kamis," kata Ushakov pada Senin, tanpa memberi rincian lebih lanjut.
Kabar kunjungan itu datang sebulan sebelum anggota kartel minyak OPEC dijadwalkan bertemu dengan negara-negara lain yang turut serta dalam pemangkasan hasil produksi minyak mentah, termasuk Rusia, untuk membahas perpanjangan pakta yang membantu menaikkan harga.
OPEC dan sekutunya sejak awal 2017 sepakat memangkas produksi mereka sekitar 1,8 juta barel per hari selama enam bulan. Kesepakatan tersebut kemudian diperpanjang sampai Maret 2018.
Pakta tersebut membantu mengurangi kelebihan suplai minyak mentah di pasar dan harganya bergerak naik menjadi sekitar 55 dolar per barel (sekitar Rp745.963) saat ini.
Arab Saudi dan Rusia sangat bergantung pada ekspor minyak dan penurunan harga minyak mentah sejak 2014 menurunkan perekonomian kedua negara tersebut.
Meski Rusia dan Arab Saudi saat ini bersekutu di pasar minyak global, mereka berada di sisi yang berlawanan dalam konflik di Suriah, demikian menurut warta kantor berita AFP.
"Kami sedang menantikan kunjungan Raja pada Kamis," kata Ushakov pada Senin, tanpa memberi rincian lebih lanjut.
Kabar kunjungan itu datang sebulan sebelum anggota kartel minyak OPEC dijadwalkan bertemu dengan negara-negara lain yang turut serta dalam pemangkasan hasil produksi minyak mentah, termasuk Rusia, untuk membahas perpanjangan pakta yang membantu menaikkan harga.
OPEC dan sekutunya sejak awal 2017 sepakat memangkas produksi mereka sekitar 1,8 juta barel per hari selama enam bulan. Kesepakatan tersebut kemudian diperpanjang sampai Maret 2018.
Pakta tersebut membantu mengurangi kelebihan suplai minyak mentah di pasar dan harganya bergerak naik menjadi sekitar 55 dolar per barel (sekitar Rp745.963) saat ini.
Arab Saudi dan Rusia sangat bergantung pada ekspor minyak dan penurunan harga minyak mentah sejak 2014 menurunkan perekonomian kedua negara tersebut.
Meski Rusia dan Arab Saudi saat ini bersekutu di pasar minyak global, mereka berada di sisi yang berlawanan dalam konflik di Suriah, demikian menurut warta kantor berita AFP.
Credit antaranews.com