Washington (CB) - Departemen Pertahanan Amerika Serikat
atau Pentagon sibuk menjawab kritik dari para wakil rakyat mengenai
kematian empat prajurit pasukan khusus angkatan darat AS atau Baret
Hijau dalam sebuah penyergapan di Niger bulan ini.
Jenderal Joseph Dunford, panglima angkatan bersenjata AS, mengungkapkan bahwa seorang perwira dari Komando Afrika Militer AS tengah menyelidiki insiden di mana awalnya ada sangkaan bahwa para prajurit ini sebenarnya tak menghadapi risiko berarti.
Ketua Komisi Angkatan Bersenjata Senat, John McCain, menyatakan akan memanggil pemerintah karena Gedung Putih tidak bisa menjelaskan secara rinci serangan dari sebuah kelompok militan lokal yang berafiliasi ke ISIS.
Di negara Afrika barat itu AS menempatkan 800 tentara dalam misi kontraterorisme, khususnya membantu Niger memerangi para ekstremis.
Senator Republik Lindsey Graham dan Senator Demokrat Chuck Schumer mengaku khawatir atas besarnya kehadiran tentara AS di negara itu.
Pentagon menyatakan tiga tentara dari pasukan khusus itu tewas akibat penyergapan kelompok militan. Lalu jenazah keempat tentara khusus AS, Sersan La David T. Johnson, baru bisa ditemukan sehari kemudian.
Dunford mengungkapkan kepada pers bahwa pada 3 Oktober lalu selusin pasukan AS mendampingi 30 tentara Niger dalam misi pengamatan di desa Tongo Tongo.
Keesokan harinya, ketika pasukan kembali ke pangkalannya, mereka diserang oleh sekitar 50 petempur yang berasal dari kelompok afiliasi ISIS. Para militan menyerang dengan senapan laras pendek dan peluncur granat, kata Dunford seperti dikutip Reuters.
Jenderal Joseph Dunford, panglima angkatan bersenjata AS, mengungkapkan bahwa seorang perwira dari Komando Afrika Militer AS tengah menyelidiki insiden di mana awalnya ada sangkaan bahwa para prajurit ini sebenarnya tak menghadapi risiko berarti.
Ketua Komisi Angkatan Bersenjata Senat, John McCain, menyatakan akan memanggil pemerintah karena Gedung Putih tidak bisa menjelaskan secara rinci serangan dari sebuah kelompok militan lokal yang berafiliasi ke ISIS.
Di negara Afrika barat itu AS menempatkan 800 tentara dalam misi kontraterorisme, khususnya membantu Niger memerangi para ekstremis.
Senator Republik Lindsey Graham dan Senator Demokrat Chuck Schumer mengaku khawatir atas besarnya kehadiran tentara AS di negara itu.
Pentagon menyatakan tiga tentara dari pasukan khusus itu tewas akibat penyergapan kelompok militan. Lalu jenazah keempat tentara khusus AS, Sersan La David T. Johnson, baru bisa ditemukan sehari kemudian.
Dunford mengungkapkan kepada pers bahwa pada 3 Oktober lalu selusin pasukan AS mendampingi 30 tentara Niger dalam misi pengamatan di desa Tongo Tongo.
Keesokan harinya, ketika pasukan kembali ke pangkalannya, mereka diserang oleh sekitar 50 petempur yang berasal dari kelompok afiliasi ISIS. Para militan menyerang dengan senapan laras pendek dan peluncur granat, kata Dunford seperti dikutip Reuters.
Credit antaranews.com