MOSKOW
- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson dilaporkan telah melakukan
pembicaraan melalui telepon, semalam. Fokus pembicaraan keduanya adalah
krisis Suriah dan Korea Utara (Korut).
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam pembicaraan itu Lavrov menekankan tidak dapat diterimanya eskalasi ketegangan di semenanjung Korea, yang turut disebabkan oleh persiapan militer AS di wilayah tersebut. Ia juga meminta penyelesaian secara eksklusif dengan cara diplomatik. Lavrov dan Tillerson juga membahas fungsi zona de-eskalasi di Suriah dan proses penyelesaian politik di sana.
"Keduanya bertukar pandangan mengenai situasi di Suriah, termasuk prospek kolaborasi Rusia-AS untuk menyediakan fungsi zona de-eskalasi dan mempromosikan proses penyelesaian politik," kata kementerian tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (10/10).
Diplomat senior Rusia itu kemudian menyerukan perjuangan tegas melawan kelompok teroris di Suriah dan menghormati integritas teritorial negara yang dilanda perang tersebut. Lavrov juga menekankan tuntutan Moskow atas kembalinya barang diplomatik Rusia yang disita secara ilegal di AS.
"Ketika mempertimbangkan situasi dalam hubungan bilateral, Lavrov sekali lagi menekankan permintaan pada kembalinya benda-benda yang disita secara ilegal dari properti diplomat Rusia tersebut, dan menyoroti bahwa Rusia berhak melakukan proses hukum dan tindakan pembalasan," ungkapnya.
Kedua belah pihak juga menyatakan dukungannya untuk kelanjutan dialog mengenai hubungan Rusia-AS, yang dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov dan Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Thomas Shannon.
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam pembicaraan itu Lavrov menekankan tidak dapat diterimanya eskalasi ketegangan di semenanjung Korea, yang turut disebabkan oleh persiapan militer AS di wilayah tersebut. Ia juga meminta penyelesaian secara eksklusif dengan cara diplomatik. Lavrov dan Tillerson juga membahas fungsi zona de-eskalasi di Suriah dan proses penyelesaian politik di sana.
"Keduanya bertukar pandangan mengenai situasi di Suriah, termasuk prospek kolaborasi Rusia-AS untuk menyediakan fungsi zona de-eskalasi dan mempromosikan proses penyelesaian politik," kata kementerian tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (10/10).
Diplomat senior Rusia itu kemudian menyerukan perjuangan tegas melawan kelompok teroris di Suriah dan menghormati integritas teritorial negara yang dilanda perang tersebut. Lavrov juga menekankan tuntutan Moskow atas kembalinya barang diplomatik Rusia yang disita secara ilegal di AS.
"Ketika mempertimbangkan situasi dalam hubungan bilateral, Lavrov sekali lagi menekankan permintaan pada kembalinya benda-benda yang disita secara ilegal dari properti diplomat Rusia tersebut, dan menyoroti bahwa Rusia berhak melakukan proses hukum dan tindakan pembalasan," ungkapnya.
Kedua belah pihak juga menyatakan dukungannya untuk kelanjutan dialog mengenai hubungan Rusia-AS, yang dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov dan Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Thomas Shannon.
credit sindonews.com