CB, Florida - Pada hari Kamis pagi, 7 September 2017, SpaceX berhasil meluncurkan drone antariksa rahasia X-37B dari Cape Canaveral di Florida, sebagaimana dilaporkan LA Times.
Misi ini dijadwalkan berlangsung 270 hari, namun Angkatan Udara menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa durasi sebenarnya bergantung pada tujuan pengujian, kinerja drone di orbit dan kondisi pada fasilitas pendaratan.
Dengan kata lain, tidak ada yang tahu berapa lama drone itu akan melakukan tugasnya. Juga tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan pesawat ruang angkasa ini.
Di darat, X-37B terlihat mungil, tidak jauh lebih tinggi dari pada orang. Lebar sayapnya berukuran kurang dari 15 kaki (4,5 meter), dan beratnya hanya 11.000 pound (5 ton). Tapi selama enam penerbangan, pesawat ini terbukti menjadi pesawat ruang angkasa kecil yang kokoh, menghabiskan hampir enam tahun menyelidik lingkungan yang keras di antariksa.
Pada sebuah catatan, Angkatan Udara AS mengatakan bahwa tujuan utama X-37B ada dua: "teknologi pesawat antariksa yang dapat digunakan kembali untuk masa depan Amerika di antariksa dan menjalankan eksperimen yang dapat dibawa kembali dan diuji di Bumi."
Pada penerbangan kali ini, Angkatan Udara hanya mengatakan bahwa misinya adalah untuk membawa satelit kecil. "Menunjukkan peluang lebih besar untuk akses antariksa cepat dan pengujian orbit terhadap teknologi antariksa yang sedang berlangsung," ujar Angkatan Udara Amerika. Lembaga ini juga mengatakan akan menguji elektronika eksperimental di lingkungan tanpa bobot.
Tetapi pada saat antariksa menjadi lingkungan yang diperebutkan, memiliki pesawat antariksa yang mengorbit dengan potensi untuk tetap waspada terhadap cuaca, musuh atau satelit, sambil menguji teknologi baru, bisa sangat bermanfaat.
Misi drone antariksa ini juga penting karena menandai SpaceX untuk pertama kali dipilih melakukan peluncuran untuk Angkatan Udara.
Credit TEMPO.CO