Rabu, 02 November 2016

AS Batalkan Penjualan 26 Ribu Senjata ke Filipina


 
AS Batalkan Penjualan 26 Ribu Senjata ke Filipina  
Ilustrasi. (Reuters/Jim Young)
 
Jakarta, CB -- Kementerian Luar negeri Amerika Serikat membatalkan rencana penjualan 26 ribu senjata ke Filipina setelah salah satu senator AS, Ben Cardin, menolak rencana tersebut.

Salah satu sumber mengatakan, politisi Partai Demokrat itu tidak setuju jika AS harus menyediakan bantuan senjata ke Manila karena adanya dugaan pelanggaran HAM yang semakin mengkhawatirkan di Filipina.

Dugaan ini mencuat setelah merebaknya kabar bahwa kebijakan perang melawan kriminal narkoba yang digagas Presiden Filipina Rodgrigo Duterte telah menyebabkan setidaknya 3000 warga terduga kriminal narkoba tewas di tangan polisi tanpa melalui proses hukum jelas. Langkah brutal Duterte ini juga menarik perhatian pegiat HAM internasional dan juga negara Barat.

Saat Kementerian Luar Negeri AS menginformasikan rencana penjualan senjata ini, Cardin langsung menolak. Seorang sumber dari staf Komite Hubungan Luar Negeri Kongres AS lantas menghubungi Kemlu As untuk memberi kabar bahwa Cardin akan menolak rencana penjualan itu pada proses notifikasi awal.

Sementara itu, Kemlu AS sendiri tidak memberikan tanggapan mengenai persoalan ini.

Sebelumnya, Duterte sendiri menyatakan ketidakpeduliannya terkait penghentian bantuan senjata dari AS. Duterte menyatakan, Rusia dan China telah bersedia memenuhi pasokan senjata yang dibutuhkan Filipina.

Hubungan AS dengan Filipina sebagai sekutu lama memburuk setelah beberapa pernyataan retorik Duterte menyiratkan ketidaksukaannya berada di bawah pengaruh AS.

Dalam kunjungannya ke China beberapa waktu lalu, Duterte juga mengumumkan "perceraian" antara Filipina dan AS. Duterte juga menyiratkan niat merapat ke Rusia. Baik China dan Rusia merupakan rival AS di kawasan. 



Credit  CNN Indonesia