"Pasukan pertahanan udara Suriah menembak jatuh sebuah pesawat pengintai AS di atas Latakia utara," demikian diberitakan kantor berita resmi Suriah, SANA tanpa menjelaskan lebih detail, seperti diberitakan AFP, Rabu (18/3/2015).
Militer AS mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah kehilangan komunikasi dengan pesawat tanpa awak Predator di atas wilayah Suriah barat laut pada Selasa, 17 Maret waktu setempat. Militer AS mengaku tengah menyelidiki klaim bahwa pesawat tak berawak itu telah ditembak jatuh.
Jika terkonfirmasi, ini akan menjadi yang pertama kalinya pasukan Suriah menggempur pesawat AS, sejak koalisi internasional memulai serangan-serangan udara terhadap kelompok ISIS di Suriah pada September 2014 lalu.
Klaim militer Suriah ini muncul setelah para aktivis menyatakan, pasukan rezim Suriah telah melancarkan serangan yang menggunakan gas klorin. Serangan gas beracun itu menewaskan enam orang, termasuk tiga anak-anak.
Namun militer Suriah membantah telah menggunakan gas beracun dalam serangannya terhadap para pemberontak antirezim Assad. Hingga saat ini, konflik Suriah telah berlangsung empat tahun.
Menurut kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, sebanyak 215.518 korban tewas dalam konflik Suriah sejak Maret 2011 lalu. Dari jumlah tersebut, lebih dari 66 ribu orang merupakan warga sipil.
Sedangkan sebanyak 10.808 orang merupakan anak-anak dan 7 ribu orang lainnya merupakan wanita. Jumlah tersebut juga termasuk 5 ribu orang, yang tewas dalam serangkaian kekerasan di Suriah dalam kurun waktu 5 minggu terakhir.
Credit Detiknews